Senin 11 Sep 2017 15:02 WIB

Presiden Singgung Penyanyi Raisa Diambil Asing

Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para undangan saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para undangan saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo menyinggung viral di media sosial yang menyebut penyanyi Raisa Andrina yang diambil asing, saat menyampaikan orasi dalam acara puncak perayaan "dies natalis" Ke-60 Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Senin (11/9).

"Saya dikomplain mengenai Raisa. Pak Presiden, ini satu lagi aset Indonesia lepas ke tangan asing karena suaminya Australia," kata Presiden yang disambut ketawa undangan yang hadir di Kampus Unpad Dipati Ukur Bandung ini.

"Belum saya jawab. Lagi Cyntia Bella dinikahi Malaysia. Dulu enggak bisa, sekarang bisa disampaikan langsung ke pemerintah. Ini keterbukaan informasi dan kita semua harus siap," kata Presiden.

Jokowi mengingatkan, bahwa ketebukaan media sosial harus perguruan tinggi harus antisipasi, dengan menyiapkan sumber daya manusia yang siap bertarung, bersaing dalam kompetisi.

Presiden mengungkapkan bahwa setiap dirinya ketemu dengan pemimpin negara selalu ditanya tentang keadaan media sosial di Indonesia. "Ketemu presiden, raja, semua tanya, Presiden Jokowi bagaimana sosmed di Indonesia kejem ndak?" ungkapnya.

Presiden mengatakan, bahwa negara yang bisa kendalikan media, tapi tak bisa medsos. "Media 'mainstream' bisa dikendalikan, tapi medsos tak bisa. Hampir semua negara tak bisa kendalikan ini, yang agak jauh Iran menyampaikan kepada saya, medsos lebih buruk karena menyampaikan semuanya di medsos, di kita juga sama," paparnya.

Presiden mengatakan, hal-hal yang jelek-jelek di medsos harus diantisipasi. Terutama, berkaitan fitnah dan berita bohong.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement