REPUBLIKA.CO.ID, WAISAI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan bersama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat meresmikan Desa Sadar Jaminan Sosial di Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (7/9). Desa Saonek, Raja Ampat, resmi diluncurkan sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang merepresentasikan wilayah timur Indonesia.
Peluncuran Desa Sadar Jaminan Sosial ditandai secara simbolis melalui pemukulan Tifa, alat musik khas Papua oleh Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umilati didampingi Direktur Perluasan Kepesertaan dan HAL, E. Ilyas Lubis di Gedung Pari, Wasai, Sorong - Papua Barat.
Ilyas dalam sambutannya mengatakan, Program Desa Sadar Jaminan Sosial merupakan inovasi dari BPJS Ketenagakerjaan untuk bekerja sama dengan aparat desa dalam memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat dari program BPJS Ketenagakerjaan. "Sehingga menimbulkan kesadaran akan pentingnya perlindungan jaminan sosial," ujar Ilyas, Kamis (7/9).
Selain itu, semangat peluncuran Desa Sadar Jaminan Sosial juga agar memunculkan kesadaran para perangkat desa untuk menyejahterakan masyarakatnya, termasuk para pelaku ekonomi, antara lain dalam bidang: Yayasan/BUMDes, tenaga ahli hingga pendamping desa. Langkah-langkah ini, kata Ilyas, pun sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi poin 3, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara dan Kesatuan.
"Juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dalam mendorong land reform serta Jaminan Sosial untuk seluruh rakyat di tahun 2019,” kata Ilyas.
Kampung Saonek di Raja Ampat terpilih karena telah memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Salah satu di antaranya adalah telah terdaftarnya Kepala Desa dan perangkatnya pada program BPJS Ketenagakerjaan.
"Sedari awal pemerintah Kabupaten Raja Ampat mendukung langkah yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan atas Desa Sadar Jaminan Sosial ini," kata Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umilati.
Sektor pariwisata yang terus digenjot di Raja Ampat, serta kondisi geografis kabupaten yang terdiri dari ribuan pulau, kata Abdul Faris, pada akhirnya memancing kesadaran para pekerja di sektor jasa pariwisata untuk mengasuransikan dirinya dalam BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan program negara. Sektor penyedia jasa antar wisatawan misalnya, kata dia, tentu rentan risiko dalam kecelakaan kerja di laut.
"Maka tentu sosialisasi akan terus kami gencarkan bersama SKPD terkait, dalam hal ini Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Raja Ampat," kata Abdul Faris.