Kamis 07 Sep 2017 13:00 WIB

Akhir Bulan Ini, PPPA Daarul Quran Kirim Tim ke Bangladesh

Rep: Ali Mansur/ Red: Endro Yuwanto
Rohingya
Foto: AsiaNews
Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Krisis kemanusiaan yang menimpa Rohingya, etnis Muslim minoritas di Myanmar membuat mereka harus meninggalkan tanah kelahirannya. Ratusan nyawa dilaporkan melayang dan puluhan ribu orang harus tinggal dalam kantong-kantong pengungsian.

Untuk membantu meringankan kaum Muslim Rohingya, PPPA Daarul Qur''an akan menerjunkan tim ke kantong pengungsian yang berada di Bangladesh.

"Jangka pendek melalui Bangladesh. Sementara tim ada tiga orang, akhir september tim bergerak dengan membawa kebutuhan logistik yang dibutuhkan mereka," ujar Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur''an, Tarmizi Ashidiq, Kamis (7/9).

Meski demikian, pihaknya tetap akan berupaya untuk bisa menembus negara bagian Rakhine. Oleh karena itu, pada Sabtu (16/9) mendatang pihaknya melakukan pertemuan dengan beberapa tim yang akan ikhtiar untuk bisa masuk ke Rakhine.

Tarmizi mengakui, pihaknya juga sedang mempersiapkan perizinan untuk bisa masuk ke Rakhine meski untuk saat ini sangat sulit.  "Semoga setelah pertemuan pihak pemerintah Indonesia dengan Myanmar bisa segera membuka akses kemanusiaan," katanya berharap.

Tarmizi juga berharap bisa menjalin kerja sama dengan banyak pihak agar PPPA Daarul Quran bisa berperan membawa nama Indonesia. Karena kerja sama dan persatuan ini sangat penting untuk membantu Rohingnya. Kemudian PPPA Daarul Quran kemungkinan ikut memberangkatkan dua sampai empat relawan yang bisa menjalankan rencana program PPPA dan menguasai trauma healing

"Adapun rencana program ke depan, selain membantu sisi logistik kebutuhan hidup juga pendampingan melalui dakwah Quran. Karena memang itu kekhasan PPPA," ucap Tarmizi.

Adapun pola kerjanya, Tarmizi menjelaskan, tahap awal akan mengirim tim untuk assesment. Setelahnya pihaknya bisa merencanakan program jangka panjang. Ikhtiar lainnya bisa melalui perbatasan Bangladesh- Myanmar. Pihaknya bisa membantu pengungsi yang berhasil keluar Myanmar dan mengungsi di Bangladesh.  "Tak lupa kami berdoa semoga Pemerintah Indonesia berhasil dalam diplomasinya agar Myanmar bisa membuka akses kemanusiaan untuk masuk."

Selain itu, pada Jumat (8/9) besok sekitar 24 ribu santri Rumah Tahfizh di seluruh Indonesia, dan lima ribu santri dari Pesantren Tahfizh di seluruh Indonesia akan mengadakan kharaman Quran dan doa bareng untuk Rohingya. Tidak hanya itu, akan ada pula kegiatan membaca qunut najilah di setiap habis shalat selama sebulan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement