REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan. Salah satunya melalui pengumpulan kemasan karton minuman bekas untuk didaur ulang menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
"Jika kegiatan pengelolaan sampah diinisiasi pelaku usaha dan lembaga swadaya masyarakat maka ini harus didorong dan ditata dalam kebijakan nasional karena menyangkut lingkungan bukan tugas pemerintah saja," kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan R Sudirman ketika mengunjungi sentra pengumpulan sampah kemasan karton di Hypermart Bali Galeria Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (5/9).
Dia mengapresiasi upaya yang dilakukan perusahaan global bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, Tetra Pak yang menginisiasi dropbox atau kotak pengumpulan sampah kemasan dari karton dengan menggandeng pemerintah, lembaga swadaya masyarakat ecoBali Recycling dan aliansi untuk kemasan dan daur ulang bagi lingkungan Indonesia atau Praise.
Sudirman menilai langkah tersebut sebagai upaya dasar untuk mengedukasi masyarakat dengan cara yang kreatif, berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Sementara itu Manajer Lingkungan Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto mengatakan program dropbox tersebut dilakukan sejak tahun 2015 di Bali bersama LSM "ecoBali Recycling".
Kotak sampah dengan desain visual yang baru dan lebih menarik itu disebar di sejumlah titik seperti di empat pusat perbelanjaan di Kuta, Kabupaten Badung dan di kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Badung dengan kapasitas per kotak sekitar 15 kilogram untuk minuman kemasan dari karton.
Bersama LSM tersebut, pihaknya membangun jaringan dengan 20 pengepul besar dan kerja sama dengan bank sampah di Denpasar dan Badung. Selain itu mengajak sekolah untuk melakukan kegiatan edukasi lingkungan dan 28 hotel serta restoran untuk mengumpulkan sampah kemasan.
Pihaknya menargetkan dapat mengumpulkan karton bekas rata-rata sebanyak 400 ton di seluruh Bali tahun 2017 atau meningkat dibandingkan tahun 2016 mencapai 350 ton tahun 2016.
Sedangkan selama periode Januari hingga Juli 2017, jumlah pengumpulan karton bekas di Bali mencapai 203 ton yang berasal dari sekolah, hotel, restoran serta fasilitas "dropbox" di pusat perbelanjaan.
Sampah dari kemasan makanan dan minuman dari karton dan plastik itu, lanjut dia, sudah didaur ulang menjadi kertas, barang kerajinan hingga genteng yang mulai dipasarkan untuk komersial pada pabrik pembuatan daur ulang di Tangerang, Banten.