Kamis 31 Aug 2017 19:07 WIB

Doli Dipecat Golkar, Anggota GMPG: Ini Pembunuhan Karakter

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Ahmad Doli Kurnia
Foto: Republika/Prayogi
Ahmad Doli Kurnia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemecatan Ahmad Doli Kurnia dari Partai Golkar oleh Idrus Marham yang disampaikan melalui media dianggap tak ada etika dan moral. Memecat seseorang melalui penyebaran opini tanpa yang bersangkutan tahu dianggap sebagai pembunuhan karakter.

"Di mana etika dan moralnya, itu character assassination namanya. Kami sedang kaji apakah ini bisa masuk kategori pencemaran nama baik atas tindakan pengecut seperti itu," ujar anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Misbach Shoim Haris dalam keterangan persnya, Kamis (31/8).

Ia juga mengatakan, bila bicara prosedural atau mekanisme pemberhentian seseoran sebagai pengurus, apalagi anggota, partai Golkar sudah dibangun ke alah oligarki absolut oleh Setya Novanto dan Idrus Marham. Melihat Doli baru beberapa hari lalu menerima surat peringatan tapi kini sudah dinyatakan dipecat.

"Sebelumnya tidak ada panggilan, dialog, teguran, dan sebagainya. Lantas setelah itu tiba-tiba ada pemecatan tanpa melalui rapat pleno seperti yang diatur dalam peraturan organisasi," jelasnya.

Selain itu, menurutnya memecat seseorang dari keanggotaan sebuah partai politik bukanlah perkara yang sederhana. Dalam era politik dan demokrasi modern saat ini, partai politik itu merupakan milik publik.

"Setiap individu dijamin hak asasinya untuk memilih dan menentukan keanggotaan, afiliasi, aspirasi, dan politiknya kepartai politik yang dianggap sesuai visi, misi, dan programnya," katanya.

Partai politik yang modern, lanjut Haris, seharusnya tidak bisa lagi dikelola seperti warung di pinggir jalan. Dengan sesuka hati, kapan pegawainya mau ditambah atau dipecat seenak "udel" si punya warung.

"Kami, kalian, dan kita semua punya kesadaran penuh untuk memilih menjadi anggota Partai Golkar karena itu adalah hak kita masing-masing," katanya.

Menurutnya lagi, Partai Golkar merupakan milik rakyat Indonesia, para simpatisan, pemilih, dan konstituen Golkar. Golkar bukan milik Setya Novanto, Idrus Marham, dan juga bukan milik kelompok siapaun. "Partai Golkar bukan juga perusahaan, bukan juga toko apalagi warung pinggir jalan," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement