Ahad 27 Aug 2017 18:43 WIB

Jokowi Minta Kapolri Tindak Tegas Pemesan pada Saracen

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melambaikan tangan saat upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka HUT ke-72 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).
Foto: ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melambaikan tangan saat upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka HUT ke-72 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan oknum yang menyebarkan pemberitaan bohong (hoax) seperti yang dilakukan kelompok Saracen. Kelompok seperti ini disebut menjadi aktor yang mampu memecah belah bangsa.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, kasus ini harus diusut tuntas. Bukan hanya saracennya saja, tapi siapa yang pesan, siapa yang bayar harus diutus tuntas," kata Joko Widodo, Ahad (27/8).

Kekesalan Jokowi sangat terlihat ketika terdapat pemberitaan ada mantan jenderal yang ikut serta memesan berita-berita hoax melalui kelompok Saracen. Sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan, Jokowi meminta agar kepolisian bisa segera menangkap dalang yang memanfaatkan kelompok tersebut. 

"Bukan hanya yang diorganisasi (Saracen), tapi siapa yang pesan. Yang penting disitu," kata dia, menegaskan. 

Jokowi menilai keberadaan media sosial sebenarnya bisa berdampak baik bagi masyarakat dan negara. Semua semua negara saat ini telah mengalami perkembangan penggunaan media sosial.

Nam‎un, media sosial juga bisa berdampak buruk bagi sebuah negara ketika media tersebut digunakan untuk merusak dengan berbagai informasi bohong atau hoaks. Satu individu yang menyebar informasi hoax akan berdampak pada banyak pihak, apalagi sebuah kelompok yang memiliki akun media mencapai ratusan atau ribuan akun dan terorganisasi.

"itu sangat mengerikan," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengajak agar masyarakat bisa lebih santun dalam menggunakan media sosial. Akun media sosial yang dimiliki harus bisa menyampaikan sifat optimis. Media sosial juga harus dipakai untuk mengajak dalam kesopanan. Jika digunakan untuk mencela maka media sosial bisa merobohkan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement