Ahad 27 Aug 2017 14:11 WIB

Pramono Anung: Kalau Mau Melihat Indonesia, Lihatlah UMM

Wisuda ke-85 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di UMM Dome, Sabtu (26/8).
Foto: umm
Wisuda ke-85 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di UMM Dome, Sabtu (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Pramono Anung mengaku terharu saat menyaksikan seorang dirigen wanita berjilbab, dengan pakaian adat Dayak memimpin lagu kebangsaan Indonesia Raya pada gelaran Wisuda ke-85 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di UMM Dome, Sabtu (26/8). Bagi Pramono, apa yang ditampilkan UMM ini merupakan bagian dari revolusi mental yang diwujudkan secara simbolik.

Kombinasi simbol wanita berjilbab, pakaian adat, dan lagu kebangsaan adalah tampilan pendidikan karakter dalam masyarakat Indonesia yang plural. “Kalau mau melihat Indonesia, lihatlah UMM,” kata Pramono Anung dalam orasi ilmiahnya.

Pramono mengatakan, kini sektor pembangunan bangsa tak lagi terpusat di Jawa, tak lagi Jawasentris, melainkan menyeluruh menjadi Indonesiasentris. Momen wisuda ini sekaligus kedatangan ketiga Pramono Anung di UMM. Menurutnya, civitas akademika mesti bangga dengan dua tokoh bangsa, yakni Dewan Pertimbangan Presiden Abdul Malik Fadjar dan Mendikbud Muhadjir Effendy, masing-masing merupakan ketua dan wakil ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM yang juga hadir pada wisuda kali ini.

“UMM harus bangga. Tidak semua kampus punya tokoh menteri sekaligus Dewan Pertimbangan Presiden dan menjadi pengurus di universitas yang sama,” ujar Pramono.

Selain Pramono Anung, wisuda kali menjadi lebih spesial karena turut dihadiri 12 diplomat asing dari Afrika Selatan, Fiji, Iran, Jepang, Kamboja, Kazakhstan, Kolumbia, Laos, Papua Nugini, Spanyol, Sri Lanka, dan Zimbabwe. Kehadiran mereka di UMM merupakan bagian dari program the 12th Promotion to Indonesian Language and Culture for Foreign Diplomats Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI yang diamanahkan pada unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM.

Di akhir orasi ilmiahnya, Pramono Anung memotivasi wisudawan agar meraih prestasi, bermimpi besar, dan tak kehilangan fighting spirit untuk meraihnya. “Sebagai fresh graduate, wisudawan bisa memilih menjadi PNS, pegawai swasta, atau entrepreneur. Tapi, yang paling penting ialah spirit memanfaatkan kesempatan di era millennium ini sangat tak terbatas,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement