REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai perlu dilakukan sosialisasi komprehensif tentang imunisasi measles rubella (MR) kepada masyarakat. "Kekhawatiran orang tua untuk mengikutsertakan anaknya pada program imunisasi MR dapat diatasi dengan menyampaikan informasi yang komprehensif tentang vaksin tersebut," katanya di Semarang, Rabu (23/8).
Menurut Ganjar, sosialisasi komprehensif tersebut juga mencakup penjelasan tentang kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) agar kalangan orang tua tidak khawatir. "Beberapa waktu lalu tersiar kabar ada seorang anak di Demak yang baru saja diimunisasi MR justru sakit dan diopname di RSUP Kariadi. Setelah diperiksa dokter, ternyata anak itu memiliki penyakit bawaan, KIPI mesti kita jelaskan ke masyarakat," ujarnya.
Ganjar meminta pihak terkait untuk memberikan penjelasan yang rasional dampak orang yang terkena penyakit campak dan rubella. "Kita ceritakan bahayanya bila infeksi rubella terjadi pada wanita hamil trisemester pertama sebab berdampak aborsi spontan, kelainan kongenital, retardasi mental yaitu penurunan mental tapi tidak seperti down syndrome, kelainan jantung, hingga gangguan penglihatan. Mau gak terjadi seperti itu? kalau tidak mau, ayo ikut lakukan vaksin MR," katanya.
Kendati demikian, politisi PDI Perjuangan itu mengapresiasi capaian pelaksanaan program imunisasi MR bagai anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun di Provinsi Jateng. Imunisasi baru berlangsung 21 hari. "Meskipun pelaksanaan vaksinasi dua bulan, ternyata baru 21 hari capaiannya sudah lebih dari 54,23 persen, artinya banyak yang mau, banyak yang sadar," ujarnya.