Selasa 22 Aug 2017 23:40 WIB

Pedagang Ikan Asin Pariaman Keluhkan Harga Garam

 Nelayan memilah-milah ikan asin saat dijemur di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (1/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Nelayan memilah-milah ikan asin saat dijemur di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN, SUMBAR -- Sejumlah pedagang ikan asin di Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengeluhkan tingginya harga jual garam di daerah itu.

"Harga garam beberapa minggu terakhir mencapai Rp 400 ribu per karung," kata In (65) salah seorang pengusaha ikan asin di Kecamatan Pariaman Selatan, Selasa (22/8).

Padahal, ujar dia sebelumnya harga garam per karungnya hanya berkisar Rp 300 ribu. "Kami cukup mengeluhkan kondisi ini dan berharap pemerintah segera mengatasi persoalan garam khususnya bagi pengusaha ikan asin di Kota Pariaman," tambahnya.

Pihaknya mengaku meskipun harga garam mengalami kenaikan namun kualitas ikan asin yang diproduksi tetap dijaga untuk menghindari kekecewaan konsumen. Akibatnya, lanjut dia hasil penjualan ikan asin tersebut hanya memperoleh laba yang minim di kalangan pedagang dan pengusaha.

Senada dengan hal itu, Yos (21) pedang ikan asin lainnya mengatakan kenaikan harga garam berpengaruh kepada hasil penjualan. "Biasanya harga garam per karung Rp 300 ribu, namun saat ini mengalami kenaikan Rp 100," ujar dia.

Setiap karungnya garam tersebut memiliki bobot 50 kilogram. Ia mengaku untuk mengasinkan 100 kilogram ikan, membutuhkan 25 kilogram garam.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) setempat, Gusniyetti Zaunit mengemukakan lonjakan harga garam sudah mulai terjadi sejak dua bulan terakhir. Untuk garam ukuran 250 gram saat ini dijual pedagang Rp 3.000 naik Rp 1.000 dari harga sebelumnya.

Bahkan, kata dia garam ukuran 700 gram saat ini di Kota Pariaman cukup sulit didapatkan konsumen karena keterbatasan pasokan. "Jika dikalkulasikan per kilogramnya Rp 12 ribu," ujarnya.

Terkait keluhan para pengusaha ikan asin dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi. "Kita akan upayakan secepatnya mencari solusi persoalan ini agar pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya tidak terkendala lagi," tambah dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement