REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendesak masyarakat untuk mewaspadai penyakit tidak menular seperti diabetes dan jantung karena penderita penyakit ini meningkat. Sebanyak 57 persen masyarakat Indonesia pada tahun 2005 terserang penyakit tidak menular, sisanya 30 persen terserang penyakit menular dan 13 persen cidera, kata Kepala Bidang Jaminan Kesehatan, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan drg Doni Arianto dalam Seminar Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja Antara (SPA) Perum LKBN Antara, di Jakarta, Selasa (22/8).
"Penyakit ini terus meningkat 20 persen setiap tahun. Salah satu contoh kasus, saat ini ada seorang anak umur 19 tahun sudah harus cuci darah sedangkan dulu cuci darah biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah berumur di atas 45 tahun," katanya. Doni mengatakan penyebab merebaknya penyakit tidak menular, salah satunya adalah pola hidup tidak sehat seperti hobi merokok, konsumsi makanan cepat saji, dan jarang berolah raga.
Menurut dia, kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan juga menjadi faktor meningkatnya penyakit tidak menular. Kementerian Kesehatan berupaya menekan meningkatnya penyakit tidak menular secara nasional yaitu dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang merupakan suatu kegiatan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dengan meningkatkan kesadaran untuk berperilaku sehat.
Pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian. "Germas melakukan kegiatan aktifitas fisik seperti, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol dan memeriksa kesehatan secara rutin untuk mencegah adanya penyakit tidak menular," kata Doni.
Kementerian Kesehatan juga memiliki strategi agar penyakit tidak menular dapat dicegah sebelum semakin parah dengan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di Tanah Air untuk melakukan pendekatan kepada masing-masing kepala keluarga dan melakukan pendataan berbagai jenis penyakit tidak menular yang ada di wilayahnya.
Doni menyarankan kepada masyarakat Indonesia untuk memeriksa kesehatan seperti melakukan cek tekanan darah secara rutin sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui penyakit seperti darah tinggi, diabetes dan hipertensi.
Doni juga mengatakan apabila masyarakat tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara dini, suatu ketika penyakit tersebut akan menjadi penyakit berat. Contohnya, hipertensi dapat menjadi penyakit jantung, gagal ginjal, atau penyakit diabetes yang bisa merusak organ tubuh yang lain.
"Padahal kalau masyarakat sudah bisa mendeteksi penyakit dari awal mereka hanya perlu melakukan mengatur pola hidup sehat dan kalau penyakit-penyakit tersebut menjadi parah biaya pengobatannya pun bisa sangat mahal," kata dia.