Selasa 22 Aug 2017 11:35 WIB

Rakernas, PAN Belum Bicarakan Capres Cawapres Pemilu 2019

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay
Foto: DPR RI
Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, secara formal, PAN belum membicarakan siapa saja yang akan diusung dalam pilpres yang akan datang. Saleh menjelaskan, kalaupun ada nama-nama yang beredar, itu masih aspirasi dan pendapat personal.

PAN dalam internal partai, pengusulan-pengusulan tersebut sudah biasa terjadi. Hal tersebut, lanjut Saleh, menandakan adanya perhatian kader terhadap dinamika politik nasional.

"Mungkin karena momentum rakernas ini, ada sebagian kader termasuk adek-adek di BM PAN yang ingin menyampaikan aspirasinya. Sebagai bagian dari aspirasi, kita harus mendengar dan menghormatinya. Namun keputusan terhadap hal itu belum ada," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (22/8).

Saleh menjelaskan, kalaupun ada pembicaraan soal calon capres-cawapres yang akan diusung pada pemilu 2019, ketua umum PAN, Zulkifli Hasan, tentu menempati prioritas utama. Semua kader, lanjut dia, tentu masih berjuang bagaimana agar PAN mendapat tempat di hati masyarakat.

Ketika PAN bisa mendapatkan hati masyarakat, kemungkinan ketua umum PAN, Zulkifli Hasan bisa diterima dan dipertimbangkan untuk menjadi salah seorang calon capres/wapres pada pilpres 2019. "Pak Zulkifli Hasan kan sudah punya pengalaman. Selain saat ini menjadi ketua MPR RI, beliau juga pernah menjadi menteri," kata dia lagi.

Soleh menjelaskan,  Zulkifli juga pernah menjadi anggota DPR RI. PAN tentu tidak ragu dengan kapasitas ketua umumnya. Soleh mengatakan, secara informal, ada banyak peserta yang menyebut-nyebut nama Zulkifli Hasan untuk maju menjadi capres/cawapres pemilu 2019 saat gelaran rakernas PAN.

Soal nama-nama lain yang beredar, Saleh mengatakan, tentu itu berdampak baik untuk PAN sendiri. Politik itu, lanjut dia, sifatnya cair dan dinamis, semua kemungkinan bisa saja terjadi. "Karena itu, sebagai bagian dari dinamika demokrasi, nama-nama tersebut akan tetap menjadi bagian dari masukan dan referensi bagi PAN," ujar dia mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement