REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) menilai positif ajakan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan dan memperkuat persatuan demi mewujudkan kebersamaan membangun bangsa. PGI juga memberi saran agar pemerintah mendengarkan suara rakyat, supaya dapat mewujudkan kebersamaan membangun bangsa.
"Indonesia tidak bisa dibangun oleh pemerintah saja, Indonesia harus dibangun berdasarkan sinergi pemerintah dengan seluruh masyarakat," kata Ketua PGI, Albertus Patty kepada Republika.co.id, Kamis (17/8).
Ia menilai, ajakan dari Presiden Jokowi harus disambut baik. Di samping itu pemerintah juga harus mendengar suara masyarakat Indonesia. Jadi, pemerintah tidak sekedar mengerjakan program dan sekedar ada program saja. Tapi tanpa mendengar suara dan keluhan masyarakat.
Oleh karena itu, dia mengatakan, berbagai program pembangunan semestinya dilakukan bukan dengan sekedar berdasar data. Seharusnya pemerintah mendengar apa yang masyarakat inginkan dan harapkan. Juga harus mengetahui masalah-masalah yang dihadapi rakyat.
Ia juga menyampaikan, pemerintah harus mengecek siapa saja masyarakat yang belum benar-benar merdeka. Masyarakat yang belum merdeka dari kemiskinan dan ketidakadilan seharusnya menjadi prioritas. Supaya kemerdekaan betul-betul menjadi milik bersama.
"Di dalam rangka kemerdekaan ini, mesti dicek, masyarakat mana yang belum benar-benar merdeka, baik dari kemiskinan dan ketidakadilan," ujarnya.
Di samping itu, Albertus melanjutkan, masyarakat sendiri harus bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara membangun sinergi di antara masyarakat. Kalau masyarakatnya terpecah belah, bangsa dan negara bisa hancur.
"Oleh karena itu kita sendiri harus memperkuat diri, dengan membangun relasi di antara masyarakat, membangun kerja sama memerangi kemiskinan dan ketidakadilan, itu proyek bersama, bukan cuma proyek pemerintah," jelasnya.