REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia berhasil menguji terbang pesawat N219 di Bandung, Jawa Barat pada 16 Agustur 2017. “Terbang perdana uji cba, kalau sudah oke saya laporkan ke presiden untuk pengakuan dari pemerintah,” kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Jakarta, Selasa (15/8) kemarin.
Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu mengatakan, N219 telah diuji untuk lepas landas dan pendaratan pada Selasa (15/8) lalu, tetapi masih jarak pendek. Pengujian itu memberikan izin pada N219 untuk uji terbang.
Ia mengatakan, apabila uji terbang berhasil dilakukan, ia segera melaporkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia akan meminta Presiden Jokowi untuk memberi nama pada N219.
Nasir menyebut N219 memiliki peluang pasar cukup besar di Indonesia. Setidaknya, ada 200 pasar potensial N219. Namun, kemampuan produksi PT Dirgantara Indonesia hanya 20 unit per tahun. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan pasar, yakni ekspansi untuk menambah produksi.
Menristekdikti optimistis Indonesia mampu mandiri dalam teknologi penerbangan. Namun, ia menegaskan, butuh komitmen bersama dan dukungan penganggaran. Menurutnya, dalam waktu lima hingga 10 tahun mendatang, Indonesia mampu mandiri.