REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade menilai, penyelesaian kasus pidato Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Viktor Laiskodat yang dianggap profokatif, menjadi ujian bagi kepolisian. Ujian yang dimaksud Andre adalah soal keberanian polisi menyelesaikan kasus yang menyerat kader partai pendukung pemerintah.
"Kita benar-benar berharap polisi bisa netral sebagai aparat hukum, penegak keadilan. Di sini ujian bagi Polri. Netralitas polri terhadap partai penguasa akan diuji di sini," kata Andre saat dihubungi Republika, Rabu (17/8).
Andre menegaskan, partainya sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menyelesaikan kasus tersebut. Namun demikin, Andre tidak berkenan jika proses hukum tersebut dijalankan dengan tidak transparan dan tidak adil, sehingga menimbulkan kegaduhan baru.
"Jangan sampai proses hukum ini dibikin tidak transparan dan tidak adil sehingga akan menimbulkan kemarahan dari kader-kader partai yang partainya disebut oleh Victor. Berujung nantinya timbul kegaduhan politik lagi karena ketidakdilan proses hukum," ucap Andre.
Seperti diketahui, dalam pidatonya di Kupang, Viktor Laiskodat terekam menyerukan agar hadirin tidak memilih calon kepala daerah atau calon legislator dari partai-partai ekstremisme dan pro-khilafah. Partai tersebut, lanjut Victor, antara lain Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Victor, jika khilafah berdiri, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak akan ada lagi. Bahkan, semua orang Indonesia akan diwajibkan melaksanakan salat dan gereja tidak boleh lagi berdiri.
Baca juga, PKS akan Laporkan Viktor Laiskodat ke Mabes Polri.