Selasa 15 Aug 2017 21:15 WIB

Sudah Dibawa ke Australia, CCTV Kasus Novel tak Jelas

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Monalisa
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Polda Metro Jaya menyatakan telah membawa sejumlah CCTV ke Australia untuk meminta bantuan Australian Federal Police (AFP) untuk menganalisis dan memperjelas CCTV yang belum jelas. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan AFP telah menerima CCTV tersebut. AFP juga telah memberikan jawaban terkait permintaan bantuan analisis CCTV tersebut.

"CCTV sudah dibalas dari AFP Australia jadi hasilnya tetap tidak bisa kita lihat dengan jelas," kata dia di Bandara Soekarno-Hatta usai acara pemusnahan barang bukti narkoba, Selasa (15/8).

Sejauh ini, Polda Metro Jaya pun menyatakan belum berencana meminta bantuan negara lain untuk mengidentifikasi CCTV tersebut. Hal tersebut menurut Argo merupakan subjektivitas penyidik. "Nanti lihat penyidik," katanya.

Sebelumnya, tiga CCTV dikirimkan untuk dianalisis dengan teknologi yang dimiliki Kepolisian Australia. Hal ini lantaran tangkapan video dalam CCTV itu tidak dapat dianalisis Polda Metro Jaya.

Penyerangan Novel dengan air keras sudah terjadi lebih dari empat bulan lalu, tepatnya pada 11 April 2017. Kala itu, Novel diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras ketika dalam perjalanan pulang setelah menunaikan Shalat Subuh dari masjid dekat rumahnya. 

Akibat penyerangan tersebut, mata kiri Novel mengalami kerusakan. Pada Kamis (17/8), dia masih harus menjalani operasi besar untuk mata kirinya yang rusak parah akibat siraman air keras. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement