Selasa 15 Aug 2017 14:37 WIB

Inggris akan Bantu Manajemen Pesawat Bandara Soekarno-Hatta

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Penumpang menaiki pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (16/7).
Foto: ANTARA FOTO
Penumpang menaiki pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris akan membantu Indonesia untuk menambah pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Penerbangan dan Keamanan Inggris Lord Callanan usai melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (15/8).

Callanan mengatakan, National Air Traffic Control Service Inggris akan memberikan pendampingan dan konsultasi pada otoritas Bandara Soekarno-Hatta untuk membantu mengembangkan teknologi penerbangan serta memperbaiki manajemen lalu lintas udara. "Kami akan melakukan yang kami bisa untuk membantu menangani masalah ini supaya lebih banyak lagi penerbangan yang tersedia," ujarnya, dalam konferensi pers usai pertemuan.

Selain itu, Callanan mengungkapkan, pihaknya juga akan membantu meningkatan aspek keamanan penerbangan, termasuk keamanan kargo dan bandara di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini pergerakan pesawat (take off dan landing) di Bandara Soekarno-Hatta baru sekitar 82 pergerakan per jam. Pemerintah ingin menambah intensitas tersebut menjadi minimal 100 pergerakan per jam.

Namun, agar penambahan itu tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di udara, maka Indonesia perlu belajar dari ahlinya. Inggris sendiri dikenal sebagai negara yang unggul dalam sistem manajemen lalu lintas udara. "Kita akan kerja sama sehingga (pesawat) yang keliling-keliling (sebelum mendarat) itu bisa berkurang," kata Menhub.

Selain memperbaiki manajemen lalu lintas udara, ia mengatakan, untuk menambah pergerakan pesawat menjadi 100 per jam, maka dibutuhkan runway tambahan. Karenanya, runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta juga harus segera diselesaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement