REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Spekulasi nama calon pasangan Ridwan Kamil pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018 mulai bermunculan. Salah satu nama yang dimunculkan untuk mendampingi pria yang disapa Emil itu yakni Wali Kota Bogor Bima Arya.
Menurut Ridwan Kamil, nama Bima Arya menjadi kandidat kuat untuk mendampingi dirinya setelah salah satu media di Bogor melakukan survei. Wali Kota Bandung itu mengatakan, jika dipasangkan dengan Bima Arya maka akan memiliki nilai lebih.
Sebab, ia dengan Wali Kota Bogor itu telah memiliki pengalaman menjadi kepala daerah. "Kang Bima kan dia kepala daerah jadi udah nyambung dibanding yang lain. Udah kenal sering ketemu di acara seremoni kedinasan," ujar Emil, Senin (14/8).
Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indo Barometer yang dipublikasikan pada Maret lalu menyatakan elektabilitas Emil menempati posisi tertinggi dibandingkan lima nama calon lain. Dari lima nama tersebut, ada posisi Bima Arya di peringkat terakhir.
Hasil tersebut yakni Emil 25,3 persen, Deddy Mizwar 19,3 persen, Dede Yusuf 14,2 persen, Dedi Mulyadi 8,1 persen dan Bima Arya Sugiarto 1,9 persen.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Subang pada 26 April 2017 sempat mengatakan mendukung Bima Arya maju pada Pilgub Jawa Barat. Selain Bima Arya, PAN juga menyiapkan Desy Ratnasari maju sebagai perwakilan kader internal partai.
PAN selaku partai tempat Bima Arya bernaung belum memberikan keputusan. PAN masih terbuka dengan tokoh-tokoh yang saat ini mencuat, mulai dari Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, hingga Aa Gym.
Saat ini, Emil sudah mendapatkan dukungan dari Partai NasDem yang memiliki lima kursi di DPRD Jawa Barat. Emil membutuhkan 20 kursi untuk pencalonan pada Pilkada Jabar.
NasDem juga sudah mencoba menggandeng PPP, PKB, dan Hanura untuk mengusung Emil. PPP memiliki sembilan kursi, PKB tujuh kursi, Nasdem lima kursi, dan Hanura tiga kursi.
Jika digabungkan maka akan mendapatkan 24 kursi artinya sudah dapat memenuhi syarat pencalonan ke komisi pemilihan umum (KPU). Namun hingga saat ini, belum ada kesepakatan di antara partai tersebut menyatakan sepakat untuk berkoalisi.
“Kalau secara batin, saya maju alhamdulillah. Kalau tidak juga tidak apa-apa, namanya juga usaha tidak usah dipaksakan," kata Emil.