Senin 14 Aug 2017 20:39 WIB

Jimly: Kebenaran Dipersepsi Tiap Kelompok Sebabkan Kerancuan

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie
Foto: ROL/Abdul Kodir
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie kondisi kebangsaan sekarang ini telah amat bebas, apalagi dengan potensi yang dimiliki yakni keragaman etnis dan sejarah. Kendati kaya potensi tersebut, Jimly merasa khawatir kalau kebebasannya tidak diawasi. 

“Kebenaran dipersepsi masing- masing kelompok itu yang menyebabkan kerancuan," tutur Jimly, dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (14/5).

Dia pun berharap ajang silaturahmi seperti halalbihalal mampu menjadi semangat dan akan membekas. ICMI menggelar halahbihalal pada Jumat (11/8) malam. Jimly juga berharap halalbihalal ICMI ini akan menuju tingkatan yang lebih tinggi yaitu halalbihalal kebangsaan.

Menurut Jimly, baru kini benar-benar dirasakan bahwa nilai sebuah demokrasi itu amat mahal. Terkait itu, Jimly mengatakan, agar demokrasi terlaksana secara baik maka penting menguasai sektor ekonomi yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat Indonesia.

"ICMI harus mempromosikan kebijakan yang dengan sengaja mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat. Kalau etnisitas berkolaborasi dengan sumber daya manusia, itu tidak sehat," ucap Jimly.

Sebab itu, Jimly mengajak agar ICMI dan organisasi lainnya memiliki kesadaran ekonomi dan mengambil perannya masing-masing untuk menuju penguatan tersebut. "Karena kalau sudah masuk dunia politik, bisa lupa segalanya," ujar Jimly.

Hal lainnya dikemukakan Jimly adalah menyangkut arah gerakan ICMI yang hingga sekarang terus berpedoman kepada dua arah, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta keimanan ketakwaan (imtak). Kedua merujuk istilah yang diciptakan Ketua Dewan Kehormatan ICMI sekaligus Presiden Indonesia ketiga Prof Ing BJ Habibie menugaskan ICMI mampu menggerakan kemudian mengembangkan dunia riset yang tidak terpisah dengan kesadaran iptek maupun imtak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement