Oleh Lilis Sri Handayani
Wartawan Republika
Suara klakson kereta api yang baru tiba di Stasiun Cirebon, Kota Cirebon, terdengar mengejutkan para calon penumpang kereta api. Namun, tak hanya suara klakson, suara musik dari atas panggung yang menampilkan penampilan band musik juga ikut mengejutkan dan mengundang perhatian mereka, Ahad (13/8) malam. Sebab, keberadaan panggung musik di stasiun memang menjadi hal yang tidak biasa.
Malam itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan PT KAI (Persero) sedang mengadakan Konser 'Ngamen Anti-Korupsi' di halaman parkir Stasiun Cirebon. Selain para calon penumpang, ribuan warga juga turut datang menyaksikan pertunjukkan musik tersebut.
Selain menampilkan beberapa band, acara itu juga menghadirkan band legendaris Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR). Jhoni Iskandar dan rekan-rekannya hadir menyanyikan lagu-lagu mereka yang pernah sangat terkenal di tengah masyarakat. Adapula lagu-lagu bertema sosial yang sarat pesan moral dan antikorupsi.
“Kami mengadakan acara ini untuk memperkuat niatan KPK membangkitkan semangat mencegah korupsi untuk membangun negara ini, supaya masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan,” ujar Dirut PT KAI, Edi Sukmoro, di sela acara Ngamen Antikorupsi.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menjelaskan, acara Ngamen Antikorupsi di stasiun kereta api itu telah dimulai setahun lalu di Stasiun Gambir. Selain stasiun itu, acara serupa juga dilaksanakan di Depok, Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Madiun.
“Kini di Cirebon. Setelah itu kami juga akan ke tempat (stasiun) lainnya,” kata Saut.
Saut mengungkapkan, musik merupakan salah satu cara untuk mengingatkan masyarakat agar tidak korupsi. Stasiun kereta api pun dipilih menjadi lokasi kampanye karena kereta api merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai latar belakang.
Selain itu, Saut menilai, kereta api juga telah membangun peradaban baru. KPK pun akan selalu mendampingi PT KAI yang selama ini terus melakukan inovasi supaya tidak ada kerugian negara. “Syaiton bisa datang kapan saja. Karena itu, KPK datang ke PT KAI supaya syaiton tidak datang. Syaiton juga bisa bentuknya manusia,” kata Saut, menerangkan.
Saut menambahkan, pelayanan publik dalam indeks persepsi korupsi paling tinggi nilainya. Karenanya, pelayanan publik pun paling disorot oleh orang asing. Cara bagaimana pemerintah memperhatikan rakyat kecil maupun dana-dana publik juga menjadi ukuran.
“Karena itu, KPK masuk ke situ. Kami tidak hanya menangkap-nangkap orang, tapi juga pencegahan korupsi itu lebih baik,” kata dia.