Senin 14 Aug 2017 17:29 WIB

Awak Truk Pengangkut Sampah di Depok Mogok

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ilham Tirta
Truk sampah di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat. (ilustrasi).
Truk sampah di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan sopir dan kernet truk pengangkut sampah di Depok menggelar aksi mogok kerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, Cipayung, Depok, Senin (14/8). Sebanyak 120 orang awak truk pengangkut sampah memarkirkan seluruh armada truk sampah di sekitar kantor TPA Cipayung, Depok dan meminta gaji dinaikan.

Aksi mogok tersebut menyebabkan tidak terangkutnya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Akibatnya, terjadi penumpukan sampah di TPS. "Kami minta gaji naik dan minta kejelasan berkaitan masalah gaji ke-13 yang dulu setiap tahun ada, belakangan ini justru diberikan setiap enam bulan sekali," kata Mukhtar, seorang supir truk pengangkut sampah.

Menurut Mukhtar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok pernah berjanji untuk menaikan gaji usai Depok dapat meraih Piala Penghargaan Adipura 2017. Saat ini, setiap sopir mendapatkan honor Rp 100 ribu per hari dan kernek Rp 90 ribu per hari. "Katanya gaji akan dinaikan jika dapat Piala Adipura, nah itu yang juga kita tuntut," katanya.

Kepala DLHK Kota Depok, Etty Suryahati mengatakan, produksi sampah dalam sehari sekitar 700 ton sampah dari 11 kecamatan di Depok. "Aksi ini sangat kami sayangkan sehingga sampah tak terangkut. Saya sudah meminta untuk kembali bekerja. Masalah tuntutan bisa dibicarakan tanpa harus mogok kerja sehingga tak merugikan masyarakat," katanya.

 

Etty menegaskan, adanya aksi mogok 120 orang sopir dan kernek truk pengangkut sampah lebih disebabkan kesalahan komunikasi atau informasi saja. "Kami sudah menjelaskan, tidak ada gaji ke-13 bagi pegawai honorer mungkin yang ditanyakan uang lembur dan diberikan enam bulan sekali. Kalau dulu memang direkap setahun sekali jadi salah informasi," katanya.

Kabag Kebersihan DLHK Kota Depok, Ki Kusumo juga menegaskan, tuntutan itu bukan gaji ke-13, tapi uang lembur yang dikumpukkan dan setahun kemudian diserahkan. "Tidak mungkin ada gaji ke-13 hari gini, tapi uang lembur," katanya.

Kusumo meminta maaf pada masyarakat Depok dengan tidak terangkutnya sampah akibatnya adanya aksi mogok. "Kami minta maaf ke masyarakat karena sampah tak terangkut. Kami berharap secepatnya sampah dapat terangkut dan aksi mogok tak dilakukan lagi," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement