Ahad 13 Aug 2017 16:01 WIB

Jadi Ormas, Ini Fokus Tim Relawan Anies-Sandi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ilham Tirta
Fahira Idris.
Foto: Dok Humas DPD RI
Fahira Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Relawan Anies-Sandi yang tergabung dalam Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) resmi menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas). Setelah resmi menjadi ormas, Bang Japar siap mengawal perjalanan kepemimpinan baru Jakarta dibawah Gubernur dan Wakilnya, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno.

Ketua Umum Bang Japar yang juga Senator Jakarta, Fahira Idris mengungkapkan, nilai-nilai yang diusung Bang Japar senada dengan nilai-nilai yang dibawa pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Bang Japar mendukung pembangunan kota melalui dialog, partisipatif, dan kolaboratif dengan warganya, bukan dengan traktor atau perkataan kasar.

“Sebuah kepimimpinan yang hadir untuk membela kaum dhuafa, membela warga Jakarta yang selama ini terpinggirkan dan tersingkir. Sebuah kepemimpinan yang menghadirkan kedamaian dan keadilan," ujar Fahira Idris melantik pengurus Ormas dan LBH Bang Japar di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan (13/8).

Setelah resmi menjadi ormas, Bang Japar meluncurkan berbagai program untuk mendukung realisasi berbagai janji kerja Anies-Sandi. Salah satunya dengan menginisiasi Kampung Anti Narkoba dan meluncurkan ambulance gratis untuk warga kampung yang ada di Jakarta.

"Peluncuran ambulance gratis dan mencegah masuknya narkoba dengan mendirikan kampung anti narkoba adalah salah satu program Bang Japar untuk mendukung Anies-Sandi merealisasikan janjinya memajukan dan membahagiakan warga Jakarta,” kata Fahira dalam Apel Akbar yang juga dihadiri Gubernur/Wakil Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ini.

Kompleksitas masalah Jakarta, menurut Fahira, hanya bisa diselesaikan jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi ruang kepada warganya untuk berpartisipasi dan berkolaborasi. Ia berharap Bang Japar akan berperan sebagai penyangga dan katalis masyarakat di bidang hukum, keamanan, dan pelestarian budaya lokal, meminimalisasi penyakit masyarakat di Jakarta.

"Salah satu aksi nyatanya adalah membantu aparat untuk mengamankan Jakarta dari penyakit masyarakat mulai dari narkoba, miras, judi, prostitusi, tawuran hingga kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta bentuk tindak kriminal lainnya," katanya.

Mencegah masuknya narkoba ke kampung-kampung akan menjadi salah satu prioritas Bang Japar. Menurut Fahira, sudah menjadi rahasia umum di Jakarta masih terdapat kantong-kantong peredaran narkoba di mana dalam satu lingkungan terdapat bandar, pengedar, dan pemakai menjalankan bisnis narkoba.

“Selama narkoba masih marak, warga Jakarta tidak akan pernah bahagia. Mereka ini seperti perusahaan. Ada 'direkturnya', ada 'komisarisnya', ada 'investor', ada 'agen', sampai ke distributor atau pengedar," kata Wakil Ketua Komite III DPD ini.

Karena itu, mata rantai narkoba ini harus diputus. Dan masyarakat harus diberi ruang dan dilindungi untuk berperan memberantas narkoba. Ia menegaskan, Bang Japar siap ambil peran itu. Karena, semasif apapun aparat menangkapi bandar narkoba, peredaran narkoba akan tetap ada, jika masyarakat tidak ikut bergerak. "Selain itu, kita juga akan fokus mengadvokasi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement