REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat sebagai surganya investor memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, hingga kini, Provinsi Jabar tercatat sebagai daerah dengan investasi tertinggi di Indonesia.
Menurut Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Aceng Fikri, berdasarkan catatan, investasi Jawa Barat hingga periode Juni 2017 telah mencapai Rp 110 triliun. Namun, besarnya potensi tersebut dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi di daerah.
"Selain itu, banyak calon investor yang hendak menanamkan modalnya di Jabar masih terkendala mengenai perizinan tumpang tindih," ujar Aceng usai berdialog dengan jajaran Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPT) Jawa Barat di Kantor BPMPT Jabar, Jumat (11/8).
Menurut Aceng, sering terjadi ketika sudah dibuka pintu masuk bagi investor, perizinan sudah berjalan cepat dan tanpa hambatan. Namun, disisi lain terganjal persoalan pemenuhan kaidah tata ruang. "Jadi kadang saat surat izin sudah diterbitkan, ternyata perizinannya belum memenuhi kaidah tata ruang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jawa Barat Dadang Mohamad Ma'soem mengatakan, saat peluang para pengusaha asal Cina ke Jabar cukup terbuka. Nilai investasi Cina di Jabar Rp6,4 triliun atau 465 juta dolar selama 2016.
"Itu termasuk Hong Kong. Jika dijumlahkan, jumlah penanaman modal asing dari Cina itu berada pada urutan ketiga teratas setelah Jepang dan Singapura di Jabar," kata Dadang seraya mengatakan dah banyak investor asal Cina yang percaya menanamkan modal mereka di Jabar.