REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan, kawasan Gunung Guntur rawan terjadi bencana alam, seperti longsor pasir, kebakaran hutan dan banjir yang bisa melanda permukiman penduduk di bawahnya, selain erupsi.
Karena itu perlu diantisipasi dengan menjaga keasrian alam Gunung Guntur, guna mengurangi ancaman bahaya seperti longsor pasir dan banjir, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Zakaria di Garut, Jumat (11/8).
Ia menuturkan, Gunung Guntur merupakan gunung aktif yang sebagian besar arealnya merupakan kawasan konservasi dibawah kewenangan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Ancaman bencana yang cukup besar di Gunung Guntur, kata Dadi, adalah letusan gunung yang bisa memberikan dampak besar bagi kehidupan manusia di sekitarnya. "Tapi sekarang status gunung levelnya normal, mudah-mudahan statusnya tidak berubah," kata Dadi.
Ia menyampaikan, ancaman bencana lainnya seperti banjir dan longsor pasir yang disebabkan adanya kerusakan lingkungan di gunung tersebut.
Menurut dia, aktivitas penambangan pasir di kawasan tersebut menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang potensial menimbulkan bencana alam. "Penggalian pasir dapat merusak lingkungan, jadi kami harapkan Gunung Guntur tidak dirusak, tapi dijaga bersama-sama," katanya.
Bahaya lain dari Gunung Guntur itu, kata dia, adalah kebakaran hutan yang seringkali terjadi pada musim kemarau.
Ia berharap, seluruh pihak terkait termasuk masyarakat sekitar untuk bersama-sama melakukan upaya mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan Gunung Guntur. "Kalau terjadi kebakaran di gunung itu tentunya akan merusak ekosistem, berdampak juga pada sektor pariwisata, makanya gunung ini harus dijaga dengan baik," katanya.