Kamis 10 Aug 2017 16:56 WIB

Indeks Kebutuhan Air di Lombok Masuk Kategori Kritis

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Suplai air bersih di Lombok (ilustrasi)
Foto: Dok LAZ Al Azhar
Suplai air bersih di Lombok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Barat (NTB) Wedha Magma Ardhi mengatakan indeks kebutuhan air masyarakat di NTB sudah pada tahap kategori yang mengkhawatirkan. "Di Lombok itu sudah kategori kritis, di Sumbawa menuju kategori kritis," ujar Wedha di Mataram, NTB, Kamis (10/8).

Wedha mengatakan, indeks kebutuhan air di Lombok awalnya hanya mencapai 70 persen. Namun realitanya di lapangan saat ini sudah melebihi angka tersebut. Wedha menuturkan, persoalan ini dipicu oleh kerusakan hutan, penurunan kualitas lingkungan, dan juga belum mampunya PDAM melakukan pengelolaan secara maksimal.

Wedha menambahkan, untuk kebutuhan pertanian, kondisi air di NTB masih mencukupi, namun yang menjadi ancaman ada pada ketersediaan air bersih. "Kalau ini dibiarkan terus tanpa ada penanganan serius, lima tahun ke depan kita akan sangat sulit air," kata Wedha.

Wedha melanjutkan, kesulitan air bersih tidak hanya dialami warga NTB yang berada di kabupaten, melainkan juga di Kota Mataram. Menurut Wedha, Banyak warga Mataram menyiasati hal ini dengan mengebor air tanah secara diam-diam. Wedha menilai sejumlah langkah harus segera dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan air. Untuk jangan pendek, upaya terpenting yang harus dilakukan adalah bagaimana memperbaiki hutan.

Wedha menambahkan, pemerintah daerah juga akan membangun empat bendungan di Meninting, Bringin Sila, Kerakas, dan Mujur akan dimulai pelaksanaannya pada tahun ini. "Kalau jangka menengah dan panjang ya tingkatkan kemampuan PDAM supaya dia bisa kelola air bendungan, sungai, dan penjernihan," ungkap Wedha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement