Rabu 09 Aug 2017 02:33 WIB

BPJS Naker Bidik 1.000 Kaum Difabel di Jabar

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
disabilitas (ilustrasi)
Foto: www.langitperempuan.com
disabilitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan pihaknya terus mengupayakan peningkatan kepesertaan penyandang disabilitas yang bekerja. Agus menyebutkan BPJS ingin melindungi seluruh pekerja tanpa memandang keterbatasan.

Untuk Jawa Barat, Agus menargetkan kepesertaan penyandang disabilitas pada tahun ini sebanyak 1.000 orang. Sementara data terakhir keikutsertaan pekerja difabel di BPJS Ketenegakerjaan baru mencapai kurang dari setengahnya.

"Kepesertaan penyandang disabilitas untuk Jawa Barat kita menargetkan 1.000. Sampai saat ini sekitar 300-400 peserta," kata Agus usai acara Gebyar Pemberdayaan Disabilitas di Pusat Dakwah Islam, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (8/8).

Menurutnya, pekerja difabel sangat penting mendapat jaminan ketenagkerjaan. Agar mendapat perlindungan dan rasa aman dalam menjalankan kewajibannya bekerja di tengah keterbatasan fisik.

Agus mengatakan pihaknya terus mengupayakan agar semakin banyak pekerja disabilitas yang terdaftar keanggotaan. Agar manfaat sosial bisa disalurkan secara merata.

"Tentunya kita melakukan sosialisasi, kolaborasi, dan sinergitas dengan beberapa lembaga instansi terkait, dengan komunitas disabilitas. Sehingga kita harapkan mereka bisa menjadi peserta," ujarnya.

Berdasarkan data nasional tahun 2017, penduduk yang menyandang disabilitas sekitar 21 juta jiwa. Dari jumlah itu, yang termasuk angkatan kerja sekitar 11 juta (51,18 persen), sedangkan penyandang disabilitas yang bekerja berjumlah sekitar 10 juta (96,31 persen).

Di tempat yang sama Menteri Tenaga Kerja, Muhamad Hanif Dhakiri mengatakan dari jumlah tersebut terbilang cukup baik. Karena mayoritas penyandang disabilitas di Indonesia memiliki pekerjaan walaupun dengan keterbatasan fisiknya.

"Bisa dilihat bahwa mayoritas warga penyandang disabilitas bekerja. Pekerjaannya di berbagai bidang. Kategori bekerja itu bukan hanya menjadi pekerja di sebuah perusahaan, tetapi ada yang berwirausaha atau di bidang jasa," kata Hanif.

Ia pun berharap sekitar empat persen penyandang disabilitas yang masih menganggur bisa terserap di dunia kerja atau berwirausaha. Pihaknya akan mengupayakan seperti pelatihan agar mereka memiliki kemampuan untuk bekerja dan bersaing dengan yang lainnya.

"Bagaimana akses terhadap pelatihan bisa lebih baik agar penyandang disabiltas bisa lebih produktif. Juga bisa masuk ke skema pelatihan baik yang diselenggarakan negara baik di pusat maupun daerah juga pelatihan di swasta. Misalnya perusahaan. Tentu sesuai dengan bidang yang diminati penyandang disabilitas," tuturnya.

Selain itu keterbukaan informasi akses kerja juga diutamakan. Agar dapat mempertemujan antara penyandang disabilitas yang memiliki kompetensi tertentu dengan perusahaan yang membutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement