Selasa 08 Aug 2017 14:51 WIB

Mahasiswa Desak Sanksi Bagi Kadis Perdagangan Padang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hazliansyah
Potongan video Kadinas Perdagangan Kota Padang.
Foto: Sosmed
Potongan video Kadinas Perdagangan Kota Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gelombang penolakan atas sikap Kepala Dinas Perdagangan Padang Endrizal yang terekam mengamuk di Pasar Raya Padang pekan lalu terus berlanjut.

Kali ini giliran Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) yang melakukan aksi damai sebagi wujud penolakan atas sikap Endrizal yang dianggap tidak mencerminkan pejabat yang mengayomi masyarakatnya.

Dalam video yang sempat viral di media sosial tersebut, tampak Endrizal membanting sejumlah barang dagangan milik pedagang di Pasar Raya.

Selasa (8/8), mulai pukul 11.45 WIB, belasan mahasiswa yang tergabung dalam Kamerad Kota Padang melakukan long march dari simpang Jalan A Yani dan Bandar Purus menuju rumah dinas Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah.

Koordinator lapangan aksi damai Kamerad Akmal Usman menyebutkan, kalangan mahasiswa merasa resah atas sikap Endrizal yang justru memperlihatkan arogansi pejabat. Padahal menurutnya, seiring dengan rencana Pemerintah Kota Padang untuk merapikan Pasar Raya Padang, pedagang harus dirangkul agar penertiban bisa berjalan secara manusiawi.

Sejumlah poin diajukan mahasiswa kepada Mahyeldi. Akmal menyuarakan agar Mahyeldi memanggil Endrizal dan memberikan sanksi tegas. Sanksi terberat yang dituntut adalah pencopotan Endrizal dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perdagangan Padang.

Menurut Akmal, meski pedagang dan Endrizal sudah melakukan mediasi dan permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan, namun Wali Kota Padang harus memberikan sikap tegas agar sikap arogan tidak menjadi standardisasi umum pejabat.

"Kalau bisa dicopot. Kami tahu Padang kota yang cinta damai. Apa yang ditunjukkan Pak Kadis tidak mecerminkan hal tersebut," ujar Akmal.

Selain itu, mahasiswa juga meminta Wali Kota Padang untuk memberikan arahan kepada seluruh pejabat di pemerintahan untuk menjunjung pendekatan kemanusiaan dalam berkomunikasi dengan warga.

"Terjadi tindakan yang tidak perlu. Meski kedua pihak saling memaafkan kami minta pak Wako menindak. Kami tidak ingin mental para pejabat akan terulang. Minimal sanksi lah," katanya.

Peserta aksi mengancam akan kembali melakukan aksi dalam jumlah yang lebih besar bila tuntutan mereka tidak diberikan. Rencananya, aksi damai akan kembali dilakukan dalam tiga hari ke depan.

Sebelumnya, Endrizal mengaku, video yang menghebohkan warganet tersebut dipenggal atau dipotong oleh oknum. Ia menyebutkan bahwa video tersebut tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya.

Meski, menurut Endrizal si pedagang lah yang melakukan kesalahan, namun netizen memberikan reaksi beragam. Sebagian mendukungnya lantaran pemerintah melakukan tugasnya, namun sebagian lagi geram lantaran sikapnya kepada pedagang dianggap kurang merangkul. =

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement