Senin 07 Aug 2017 15:55 WIB

Kejadian Sebelum Joya Dibakar Hidup-Hidup Versi Polisi

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Agus Yulianto
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tewasnya seorang pemuda, Aljahra alias Joya, di Kabupaten Bekasi telah menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, dia tewas dengan dikeroyok dan dibakar warga di Kampung Muara Bakti RT 12 RW 07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (2/8) lalu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, dugaan motif pembakaran Joya yang diduga mencuri sebuah amplifier mushala. Menurut Argo, kejadian ini, bermula saat seorang saksi, R (Rojali) mendapati amplifier mushala tidak berada di tempat. Warga pun mencari pelaku.

"Setelah dia mencari-cari pelaku siapa yang mencuri ampli itu, dia menemukan pelaku (Joya) itu ada di Pasar Murah di sana (Bekasi), membawa ampli," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/8).

Joya sendiri, diceritakan Argo, sempat menunaikan shalat Asar di Mushala Al-Hidayah di Babelan itu. Joya menunaikan shalat bersama penjaga masjid Rojali yang diperiksa polisi sebagai saksi. "Setelah dicek kemudian (ampli yang dibawa Joya) sama dengan ampli yang ada di mushala," lanjut Argo.

Mendapati Joya bersama ampli yang hilang, sejumlah warga pun mengeroyok Joya dan membakarnya. Joya pun dibakar dalam keadaan masih hidup hingga akhirnya tewas di parit atau selokan.

Video pembakaran pria itu pun beredar di sejumlah media sosial termasuk Youtube. Dalam video tersebut, pria itu tampak dimasukkan ke dalam parit atau got dan dibakar dalam keadaan masih hidup. Ironisnya, kejadian itu disaksikan sejumlah warga, termasuk anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement