Ahad 06 Aug 2017 22:25 WIB

Antusiasme Warga Lihat Bintang dari Gedung Sate

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ratna Puspita
Warga memfoto galaksi bintang layar infokus pada saat Malam Langit Gelap di halaman Gedung Sate, Jl Diponogoro, Kota Bandung, Sabtu (6/8) (Mahmud Muhyidin)
Foto: Mahmud Muhyidin
Warga memfoto galaksi bintang layar infokus pada saat Malam Langit Gelap di halaman Gedung Sate, Jl Diponogoro, Kota Bandung, Sabtu (6/8) (Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan warga berkumpul di halaman Gedung Sate, Ahad (6/8) malam. Mereka berbondong-bondong datang untuk melihat benda-benda luar angkasa dari pusat Kota Bandung.

Biasanya, warga harus ke Planetarium Boscha untuk bisa melihat bintang, planet, dan benda antariksa. Namun pada kesempatan bertepatan dengan Hari Antariksa Nasional yang jatuh pada 6 Agustus, warga diundang melihat itu semua tanpa harus jauh-jauh ke Boscha.

Pemprov Jawa Barat bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memfasilitasi warga yang ingin melihat benda-benda langit. Disediakan mini planetarium dan beberapa teropong bintang dalam acara bertajuk Malam Langit Gelap.

Warga rela antri untuk bisa masuk ke mini planetarium berkapasitas 15 orang yang terletak di Aula Barat Gedung Sate. Di dalam planetarium kecil itu, pengunjung disuguhkan video yang memggambarkan benda-benda langit mulai dari rasi bintang, matahari, bulan, serta planet di Galaksi Bima Sakti.

Di halaman, ada dua teropong bintang untuk bisa melihat rasi bintang dan planet. Dalam kegiatan tersebut seluruh lampu di Gedung Sate dimatikan untuk dapat membantu melihat langit lebih jelas.

Salah seorang pengunjung yang merupakan pelajar kelas X di Kota Bandung, Shobir Robithu Nur Malik (15 tahun) mengaku datang bersama teman-teman sekolahnya. Shobir mengatakan kegiatan seperti ini sangat bagus untuk menambah pengetahuan.

"Bagus banget. Kita jadi lebih tahu luar angkasa. Selama ini kan lihatnya hanya sebatas di buku. Tapi tadi dilihatin galaksi bima sakti, matahari, planet-planet, bintang. Jadi nambah wawasan oh ternyata begini toh," kata Shobir.

Rini Amalia (30 tahun) menyempatkan datang bersama anaknya. Menurut Rini, kegiatan peneropongan bintang di tengah kota merupakan kegiatan yang sangat positif dan bisa menjadi alternatif wisata terutama bagi anak-anak.

"Sekalian ngenalin ke anak-anak ini yang namanya bulan, bintang, matahari. Sangat bagus acaranya," ujar Rini.

Acara ini juga dihadiri Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan Clara Yono Yatini dan Istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan. Clara mengatakan kegiatan ini merupakan kali kedua yang diadakan Lapan bekerjasama dengan Pemprov Jawa Barat. Bertemakan Malam Langit Gelap, Clara menyebutkan menjadi bagian mengkampanyekan cara melihat keindahan langit malam dengan meminimalisir cahaya lampu.

"Kalau dengan lampu-lampu ini kita tidak bisa melihat dengan baik. Semoga semua menikmati kegiatan Malam Langit Gelap ini sebagai bagianmemperingati Hari Keantariksaan Nasional. Karena 6 agustus disahkan UU 21 2013 tentang keantariksaan," kata Clara.

Netty menambahkan kegiatan ini menjadi sosialisasi sekaligus edukasi masyarakat tentang antariksa. Kegiatan ini juga menjadi alternatif wisata yang positif bagi anak-anak dan orangtua.

"Anak-anak saat ini sudah mulai bergeser maunya main gadget. Kita berharap dengan kemajuan teknologibisa diarahkan sehingga bisa memberikan alternatif lain untuk belajar. Ada aplikasi yang bisa dieksplor seperti soal antariksa ini ada Sky Maps. Jadi kegiatan ini sekaligus momentum kebersamaan orangtua dan anak, " tutur Netty. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement