Jumat 04 Aug 2017 23:22 WIB

Saksi: Banyak Pengeroyok Joya tak Tahu Akar Masalah

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Teguh Firmansyah
 Lokasi tempat warga membakar MA yang diduga mencuri ampli mushola, Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Lokasi tempat warga membakar MA yang diduga mencuri ampli mushola, Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Seorang pria, Muhammad Alzahra alias Joya (30 tahun) warga Kampung Kavling Jati, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, tewas dibakar hidup-hidup oleh warga. Joya dituduh mencuri amplifier atau pengeras suara di Musala Al-Hidayah, Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8) lalu.

Seoramg saksi, Sakinah mengatakan, massa yang ikut dalam aksi brutal tersebut bukan hanya warga setempat, namun juga warga yang melintasi jalan Muara Bakti yang merupakan jalan utama.

Dia juga menuturkan, banyak warga yang tidak mengetahui titik permasalahan, namun ikut serta menghakimi Joya. Sakinah mengatakan, amarah warga memuncak saat mengetahui bahwa Joya adalah pencuri, mengingat daerah tersebut kerap menjadi sasaran pencurian.

Sakinah menjelaskan, sebelumnya tidak pernah terjadi kejadian seperti ini. Biasanya, warga akan membawa pelaku ke Balai Desa atau Polsek Babelan. "Kedengernya dia itu maling motor, makanya orang banyak kan pada gemes ya jadi pada ikutan mukulin. Engga pernah ada kejadian itu sebelumnya, baru kali ini," kata Sakinah saat ditemui Republika.co.id di lokasi kejadian, Jumat (4/8).

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep Adi Saputra mengakus telah mendapatkan keterangan dari dua saksi yang menjelaskan bahwa saat melakukan aksi pencurian, gerak-gerik Joya sudah diamati sejak kedatangannya oleh pelapor Rojali.

Rojali merupakan pengurus Mushola Al Hidayah. Joya saat itu datang menggunakan motor dan membawa amplifier lainnya sebanyak dua buah yang ada di motornya. Sementara saksi yang lain mengataan, saat Joya keluar dari Mushola, amplifier yang terletak di bilik kecil sebelah mimbar mushola telah raib.

"Lalu dikejar lah orang yang diduga pelaku ini. Kemudian tidak di dapat, tapi pas arah balik dari pengejaran itu, ketemu dengan si orang yang diduga pelaku ini. Dia ditegor. Mana amplinya? Saya mau gunakan untuk haulan (kata saksi). Pelaku ini lari, meninggalkan motor miiknya," kata Kombes Asep.

Dia menjelaskan, di lokasi kejadian polisi mengamankan yaitu satu sepeda motor milik Joya, dan dua unit amplifier yang memang berasal dari motor tersebut. Amplifer tersebut, kata dia diletakkan di tas gendong berwarna hitam milik Joya, dan salah satunya diakui merupakan milik Mushola Al Hidayah.

Kombes Asep menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, barang bukti, dan olah tkp ulang, polisi akan melakukan pendalaman kasus dan menyimpulkan bahwa Joya benar telah melakukan pencurian amplifer. "Dugaan terhadap pelaku (Joya) yang mengambil itu (amplifer) juga semakin kuat dengan fakta-fakta itu," kata dia.

Saat ditemui Republika, Sumiyati istri dari Rojali yang merupakan pelapor mengakui bahwa amplifer mushola Al Hidayah benar telah hilang, terbukti dengan hilangnya amplifer dan keadaan kabel yang terpotong karena digunting pelaku. Rojali, kata dia baru menyadari hilangnya amplifer setelah menunaikan sholat ashar. Saat itu Rojali sedang mengecek suara untuk mempersiapkan acara Haul yang akan dilakukan pada Selasa (1/8) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement