Rabu 02 Aug 2017 09:36 WIB

Ormas Sukabumi Minta Tempat Ibadah Ahmadiyah Dibuka Umum

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus Yulianto
Masjid Ahmadiyah (Ilustrasi)
Masjid Ahmadiyah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Seratusan massa dari gerakan reformis Islam (Garis) mendatangi gedung DPRD Kota Sukabumi Selasa (1/8) siang. Mereka meminta agar pemerintah menyikapi secara tegas terkait aktivitas jemaah Ahmadiyah di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.

Massa Garis ini mendatangi gedung dewan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan mobil pribadi. Setelah berorasi di depan gedung dewan, perwakilan massa akhirnya diterima anggota DPRD Kota Sukabumi dan Pemkot Sukabumi.

"Masjid Bilal di kawasan Ahmadiyah ini kalau tidak bisa ditutup, kami minta dibuka untuk umum saja," ujar salah seorang tokoh Garis Sukabumi Raya, Jatnika Ale atau sering disapa Abah Ale kepada wartawan selepas audiensi dengan kalangan dewan dan pemkot.  Intinya, kata dia, tempat ibadah ini bisa dinikmati masyarakat terutama umat Muslim yang ada di Kota Sukabumi. 

Garis meminta agar pemerintah menegakan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yakni Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri tentang Ahmadiyah. Pasalnya, kata dia, di kawasan Sriedari tersebut masih ada aktivitas jemaah Ahmadiyah.

Jika tidak ada ketegasan, lanjut Abah Ale, maka pihaknya akan menggelar aksi besar-besaran. Harapannya, kata dia, aspirasi Garis ini bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Abah Ale menuturkan, aksi Garis ini tidak ada kaitannya dengan aliansi atau ormas Islam lain. Ia juga menegaskan tidak ada kepentingan politik seperti pilkada Kota Sukabumi maupun pilkada gubernur Jawa Barat.

Asisten Daerah Bidang Pemerintahan Pemkot Sukabumi yang juga Ketua Tim Penanganan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Sukabumi Andri mengatakan, masjid di kawasan Ahmadiyah itu tidak bisa ditutup. "Masjid ini wakafnya pribadi dari jemaah Ahmadiyah sendiri," kata dia.

Dikatakan Andri, sesuai dengan SKB Tiga Mnteri Nomor 3 Tahun 2008 menyebutkan pemerintah tidak bisa membubarkan Ahmadiyah. Dia mengatakan, dari pantauannya di lapangan JAI ini tidak menyebarkan pahamnya ke orang lain.

"Tidak menyebarkan ke orang lain, saya setiap malam Rabu dengan tim masuk ke sana," ungkap Andri. Menurut dia ajaran tersebut hanya disampaikan kepada jemaahnya saja. Bahkan, dari pantauannya, JAI juga menggelar maulid nabi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement