Senin 31 Jul 2017 21:56 WIB

Plafon Kelas SMPN 1 Samarinda Ambrol Lukai Siswa

Sekolah ambruk.   (ilustrasi)
Foto: foto : Septianjar Muharam
Sekolah ambruk. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Seorang siswa SMPN 1 Samarinda, Kalimantan Timur, Fikri Eka Wahyu, mengalami luka cukup serius di bagian telinga dan harus dibawa ke rumah sakit setelah tertimpa potongan plafon yang ambrol di salah satu ruang kelas pada Senin (31/7). Kepala SMPN 1 Samarinda Iswardati ketika ditemui wartawan membenarkan peristiwa ambrolnya plafon di ruang kelas yang tepat menimpa salah satu siswanya.

"Kejadiannya saat istirahat pertama sekitar pukul 09.30 Wita. Dari penuturan teman-temannya, sebelum kejadian Fikri menarik salah satu kawat sebagai penahan plafon tersebut dan akhirnya runtuh," kata Isdawati.

Ia mengakui kondisi bangunan di salah satu sekolah favorit di Samarinda itu mengalami kerusakan, seperti atap bocor dan lantai keramik rusak, bahkan untuk plafon bisa mengancam keselamatan para siswa. Menurut Isdawati, kondisi plafon hampir semua bangunan yang ada di komplek SMPN 1 memprihatinkan dan sudah setahun lalu mengajukan bantuan kepada pemerintah kota setempat untuk diperbaiki.

"Kejadian plafon ambrol ini yang kedua kalinya. Pertama di ruang guru tapi tidak ada korban karena pada saat itu sekolah lagi libur dan yang kedua hari ini baru ada korban," kata dia menjelaskan. 

Humas SMPN 1 Normala menambahkan pihak sekolah sebelumnya sudah mengantisipasi kemungkinan adanya plafon yang runtuh dengan menutup akses menuju salah satu gedung. "Yang kita tutup salah satu akses menuju gedung C, namun kejadiannya justru terjadi di gedung B," kata dia. 

Usai kejadian, Dinas Cipta Karya Kota Samarinda langsung menurunkan tim untuk mengecek kondisi gedung sekolah tersebut. Dari hasil pengecekan diketahui bahwa bangunan gedung SMPN 1 termasuk plafonnya sudah memenuhi standar, karena menggunakan kontruksi baja ringan.

"Biasanya sih kejadian seperti ini karena kawat penahannya putus dan untuk kontruksi seperti ini bisa tahan sampai sepuluh tahun," kata pegawai Dinas Cipta Karya tersebut.

Meski menimbulkan korban siswa yang luka, namun kejadian plafon runtuh tersebut tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar di sekolah itu. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement