REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Sebuah jembatan kayu di Desa Pantai Baru, Kecamatan Pulaulaut Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan ambruk yang membuat sebuah truk ikut terguling ke sungai. Seorang warga Pantai Baru, Syamsul, mengatakan jembatan putus setelah dilewati sebuah truk yang tengah mengangkut batu untuk perbaikan jalan.
"Truk langsung terguling ke sungai, beruntung sang sopir tak mengalami luka serius. Namun sebuah lubang menganga di bagian tengah jembatan," katanya, Ahad (30/7).
Menurut informasi warga, jembatan tua itu sudah tiga kali memakan korban. Akan tetapi, jembatan belum juga diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat.
"Perbaikan hanya oleh orang kampung, jadi seadanya. Itulah perlunya bantuan dari pemerintah agar bisa permanen jembatannya," kata dia.
Selain menjadi akses jalan bagi 120 kepala keluarga, jembatan ini juga digunakan para siswa SDN 2 Pantai Baru untuk menuju sekolah mereka.
Serta jalur angkutan untuk distribusi bibit pohon dari persemaian milik Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito.
Dalam situasi jembatan yang terputus tersebut, sebagian warga memilih menyeberangkan kendaraannya melewati sungai dangkal di bawah jembatan daripada memutar melewati jalan alternatif yang lebih jauh.
Jembatan yang patah akhirnya dapat kembali diakses pada Sabtu (29/7) siang setelah warga dibantu Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru dan relawan Himpunan Balakar Saijaan melakukan perbaikan jembatan secara swadaya.
Plt Camat Pulau Laut Tengah Melinda Ratna Agustina mengatakan perbaikan jembatan itu sudah diusulkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2016.
"Hasil Musrenbang tahun 2016, anggarannya dimasukkan ke 2017," katanya.
Usulan itu disetujui Pemerintah Kabupaten Kotabaru dengan mengalokasikan anggarannya di APBD 2017 senilai Rp 2,4 miliar. Anggaran sebesar itu akan digunakan untuk membangun jembatan baru yang permanen.
"Konsultan sudah menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya, Red) dan sebagainya sekitar bulan Juni," kata Melinda.
Selama jembatan yang baru masih dalam proses pembangunan, jembatan lama yang berbahan kayu akan difungsikan sebagai jembatan alternatif.
Setelah tiga kali memakan korban, diharapkan rencana pembangunan jembatan tersebut benar-benar terealisasi.
"Dalam mekanisme anggaran ada yang menjadi prioritas. Mudah-mudahan kali ini terealisasi dan tidak lagi tergeser oleh kegiatan lain yang lebih prioritas," harapnya.