REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kelangkaan garam yang menyebabkan harga naik di sejumlah wilayah mulai dirasakan oleh para pedagang ikan asin di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung sejak satu pekan terakhir. Kenaikan terjadi dari Rp 4.000 hingga Rp 20.000.
Salah seorang pedagang ikan asin, Cucu Mulyati (44 tahun) mengungkapkan, sejak dua minggu terakhir, harga beli dari agen mengalami kenaikan signifikan. Seperti ikan asin peda kecil dari Rp 30 ribu per 10 kilogram naik menjadi Rp 34 ribu. Sementara, ikan asin sepat dari Rp 31 ribu per 18 kilogram, kini menjadi Rp 54 ribu.
"Rata rata harganya semuanya naik, katanya karena kenaikan harga garam. Kita juga belanja dibatasi oleh agen," ujarnya saat ditemui di Pasar Soreang, Jumat (28/7).
Menurutnya, dalam industri ikan asin, garam berguna untuk memberikan rasa serta sebagai pengawet ikan alami. Jika ikan asin kurang garam, maka akan mudah busuk dan berbelatung. Hal itu bisa menyebabkan pedagang merugi.
Sementara itu, Ujang, salah seorang agen ikan asin mengungkapkan kenaikan harga ikan asin mencapai angka 30-35 persen. Pusat penjualan ikan asin di Pantura dan gudang di Pasar Andir Kota Bandung menyatakan, kenaikan dipengaruhi harga garam yang mahal.
Salah seorang pedagang kelontongan di Pasar Soreang, Tati (41 tahun) mengatakan, kenaikan harga garam konsumsi rumah tangga, terjadi sejak sebulan terakhir. Seperti dari Rp 40 ribu perdos isi 40 dengan berat satuan 250 gram. Kini harganya naik menjadi Rp 70 ribu. Begitu juga dengan merek lain dengan kuantiti yang sama, dari semula Rp 40 ribu kini menjadi Rp 57 ribu.