Selasa 25 Jul 2017 16:48 WIB

Bupati Ingin Pedagang Kenalkan Beras Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Produksi beras di Kabupaten Sukabumi setiap tahunnya mengalami surplus. Namun di pasaran nama beras Sukabumi ini jarang dilihat dibandingkan dengan beras Cianjur dan Karawang.

"Produksi surplus karena melebihi jumlah kebutuhan masyarakat," kata Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono kepada wartawan di Pendopo Sukabumi yang ada di Palabuhanratu Selasa (25/7). Pada tahun lalu surplus mencapai sekitar 300 ribu ton.

Adjo mengatakan, produksi beras tahun lalu mencapai kisaran 500 ribu ton hingga 600 ribu ton. Sementara jumlah kebutuhan masyarakat Sukabumi hanya sekitar 250 ribu ton.

Namun ungkap Adjo, di pasaran nama beras Sukabumi tidak begitu dikenal. Pasalnya, kata dia, pedagang meminjam nama Cianjur dan Karawang yang sudah popular di tengah masyarakat. Padahal, beras tersebut merupakan produksi para petani di Sukabumi.

Ke depan, kata Adjo, para pedagang beras didorong menggunakan nama beras Sukabumi dalam penjualannya. Hal ini sudah mulai berani dilakukan para pedagang beras di sejumlah pasar tradisional.

Menurut Adjo, selain menjual beras langsung ke pasar para petani di Sukabumi juga menjual berasnya ke Bulug. Di mana beras tersebut ditampung di Gudang Bulog yang berada di wilayah Jampang Kulon, Sukabumi.

Para petani, kata Adjo, diharapkan tidak menjual semua hasil pertanianya. Diharapkan para petani meniru kebiasaan warga di Kasepuhan Adat Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok yang menyimpan hasil panennya di lumbung padi untuk memenuhi kebutuhan warga di sana.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri berharap pengadaan beras Bulog bisa mengandalkan beras dari para petani di Sukabumi. "Pasokan beras dari petani Sukabumi lebih segar dan dinilai cukup baik kualitasnya di tengah masyarakat, " ujarnya.

Upaya penyerapan beras ini kata Iyos, dapat melibatkan petani, gapoktan, poktan, dan asosiasi produsen penghasil beras untuk memenuhi kebutuhan raskin atau kini disebut rastra. Langkah ini, kata dia, dinilai dapat membantu para petani di selatan Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement