REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kehutanan Jawa Barat melepas liarkan ratusan ekor burung di Taman Hutan Raya Ir Djuanda, Kecamatan Cimenyan, Bandung, Selasa (25/7). Burung-burung tersebut dikembalikan ke alam dari hasil penangkaran dan sumbangan dari penangkar di Jawa Barat.
Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatio menuturkan ada 550 ekor burung liar yang dikembalikan ke habitatnya di alam bebas. 25 ekor di antaranya sumbangan dari pusat penangkaran burung di Kabupaten Bogor.
"Adapun jenis-jenis yang dilepas yaitu di antaranya Cicak daun, Jalak, kutilang, toet, dan merpati. Ada juga Jalak kebo, anis caing, jogjong, Peking, tikukur," kata Budi kepada wartawan usai pelepasan.
Pelepasan burung liar ini merupakan bagian dari upaya pelestarian satwa yang di antaranya terancam kepunahan. Termasuk burung-burung endemis yang beberapa di antaranya juga terancam karena diburu dan habitatnya dirusak.
Budi mengatakan pihaknya terus mengkampanyekan pelestarian burung liar di Jabar. Kampanye ini disosialisasikan terus terhadap para pedagang, dan penangkar.
"Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon pakan burung dan tempat makan burung," ujarnya.
Pelepasan burung liar tersebut dihadiri langsung Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Direktur konsevasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Darma Adji mengatakan kementerian menargetkan pelepasan burung yang dilindungi mencapai jutaan ekor. Program konservasi yang dilakukan kementerian cukup banyak. Salah satunya penangkaran burung untuk mendukung pelestarian burung liar.
Nantinya, ujar dia, hasil penangkaran diwajibkan sebagian dilepaskan kembali ke alam liar. "Kami punya aturan untuk para penangkar harus memberikan 10 persen dari jumlah penangkaran pada pemerintah," ujarnya.
Dia menyebutkan salah satu upaya pelestarian burung liar yang terancam kepunahan yang telah berhasil yakni jenis Jalak Bali. Menurut dia, jumlah populasi Jalak Bali di Indonesia meningkat lima kali lipat.
Ia berharap kampanye satwa liar ini bisa terus menggerakan masyarakat untuk ikut peduli menjaga kelestariannya. "Semoga dengan kepedulian terhadap burung liar ini bisa mensejahterakan masyarakat tanpa harus mengambil (satwa liar) dari alam," ucapnya.