REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dedikasi mantan Ketua PP Muhammadiyah, (alm) Muhammad Muqoddas, memang tak terbantahkan. Sampai menjelang akhir hayatnya, ia masih memikirkan kesenjangan ekonomi dan ukhuwah umat Islam.
"Dia masih memperihatinkan situasi umat dan masyarakat yang sekarang ini ada, terkait kesenjangan ekonomi umat dan ukuwah umat Islam," kata salah satu adik almarhum, Busyro Muqoddas, saat ditemui Republika.co.id di rumah duka, Ahad (23/7).
Ia menerangkan, almarhum merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, dan Busyro merupakan anak keempat atau adik langsung Muhammad Muqoddas. Seperti ayah mereka, keduanya aktif di Muhammadiyah dan menjadi salah satu Ketua PP Muhammadiyah.
Busyro menuturkan, almarhum memang merupakan alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan mengalami proses berorganisasi secara runtut. Bahkan, kata Busyro, sampai akhir hayatnya Muhammad terus menjalani tugas sebagai dosen di IAIN (UIN). "Tidak melupakan tugas pokoknya sebagai dosen di IAIN atau yang sekarang UIN," ujar Buysro.
Usai dishalatkan di Masjid Al Wahid yang tidak jauh dari rumah duka, jenazah Muhammad Muqoddas disemayamkan di rumah duka agar dapat dishalati pelayat yang terus berdatangan. Jenazah akan dimakamkan di Makan Gambiran Umbulhardjo.