Ahad 23 Jul 2017 09:04 WIB

IPR: PT 20-25 Persen Bikin Jokowi di Atas Angin

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Deretan kursi kosong yang ditinggalkan anggota empat fraksi DPR yang melakukan walkout pada sidang paripurna pengesahan RUU Pemilu.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Deretan kursi kosong yang ditinggalkan anggota empat fraksi DPR yang melakukan walkout pada sidang paripurna pengesahan RUU Pemilu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai Presidential Threshold (PT) atau ambang batas pengajuan calon presiden 20-25 persen akan memberikan keuntungan yang besar bagi Joko Widodo (Jokowi) sebagai pejawat pada Pilpres 2019. Dengan PT tersebut, maka tidak akan banyak tokoh yang maju menjadi kandidat calon presiden.

Ujang mengatakan, Jokowi saat ini sudah dalam posisi memilih lawan. Sebab, menurutnya, PT 20-25 persen hanya akan memunculkan tiga pasang dan paling banyak empat pasang calon Presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

"Semakin sedikit lawan politik yang maju semakin baik. Karena akan dengan mudah dipetakan oleh pihak Jokowi," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Ahad (23/7).

Ujang melanjutkan, saat ini baru Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang potensial untuk berhadapan dengan pejawat yakni Jokowi. Sedangkan tokoh-tokoh lain masih harus membuktikan diri pada rakyat agar populer dan mendapat dukungan rakyat.

Bagi Ujang, PT 20-25 persen secara psikologis membuat Jokowi di atas angin dan semakin percaya diri akan bertarung di 2019. Apalagi secara resmi partai Golkar dan PPP sudah mendukung Jokowi sebagai calon Presiden di 2019. Karenanya, wajar jika partai-partai non koalisi pemerintah akan melakukan judicial review UU Pemilu yang baru ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"MK adalah pertarungan terakhir. Jika di MK partai-partai penggugat kalah, maka peluang Jokowi untuk menang kembali di 2019 semakin terbuka," ujarnya.

Meski begitu, Ujang menyatakan politik itu dinamis dan segala kemungkinan bisa saja terjadi. Dia mengingatkan walaupun peluang Jokowi besar untuk menang kembali di Pilpres 2019 mendatang, tapi jika tidak diimbangi dengan kinerja yg baik dan terjadi goncangan ekonomi, maka pejawat bisa kalah juga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement