Jumat 21 Jul 2017 20:11 WIB

Ribuan Pulau Kecil Indonesia Diprediksi Tenggelam pada 2030

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bayu Hermawan
Gedung IPB
Gedung IPB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia memiliki 14.752 pulau bernama dan luas laut sekitat 5,6 juta kilometer persegi. Dari keseluruhan jumlah pulau tersebut, diperkirakan ada 10 ribu pulau-pulau kecil yang memiliki potensi sumberdaya alam pesisir yang sangat besar dan prospektif sebagai aset pembangunan.

Namun, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Dietriech Geoffrey Bengen memprediksi akan ada 2000 pulau kecil yang bakal tenggelam di tahun 2030. Ia menjelaskan, prediksi tersebut berdasarkan hasil penelitiannya, terkait dampak perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan muka air laut.

"Artinya jika pulau-pulau kecil yang bentuknya dataran tersebut ekosistemnya tidak dijaga dengan baik, seperti terumbu karangnya rusak, mangrove rusak, atau penangkapan ikan yang destruktif, maka saya perkirakan Indonesia akan kehilangan dua ribu pulau kecil yang berpotensi tenggelam pada tahun 2030," katanya di Bogor, Jumat (21/7).

Bahkan, lanjut dia, tenggelamnya pulau kecil tersebut bisa terjadi sebelum tahun 2030. Sebenarnya menurut dia, pulau-pulau kecil memiliki potensi besar tetapi masyarakat yang ada di pulau-pulau tersebut kehidupan ekonominya masih rendah.

Hal tersebut disebabkan karena sumber ikan yang melimpah, tidak dibarengi dengan akses sarana dan prasarana untuk menjual yang tidak memadai. Seharusnya, terang dia, daging ikan yang mudah busuk diawetkan menjadi ikan presto, ikan asin atau dibekukan.

"Harus ada cold storage sehingga kesegaran ikan bisa dipertahankan," ujarnya.

Selain sarana dan prasarana yang terbatas dan lokasi jauh, faktor lainnya adalah tingkat pendidikan yang rendah dan keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan pulau-pulau kecil. Orientasi pemerintah saat ini, lanjut dia hanya fokus ke pembangunan daratan saja, dan lautan tidak banyak di eksplor.

Sebagai solusinya, kata dia, dapat dengan mengubah paradigma tersebut dan laut harus menjadi pemersatu dan penggerak pembangunan, misalnya dengan minawisata. Sehingga, nelayan tidak harus ke pasar untuk menjual ikan, tetapi pembeli yang beratangan ke pulau-pulau tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement