REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Dampak musim kemarau mulai dirasakan oleh ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Guna memenuhi kebutuhan air bersih, mereka mulai mengandalkan dropping (pasokan) air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
Krisis terjadi setelah instalasi air bersih program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang ada di wilayah desa ini rusak. Sehingga tidak dapat dioptimalkan lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya. “Sejak bulan Ramadhan lalu, kami mulai kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Ngatinah (46), salah seorang warga Desa Kalikayen, Jumat (14/7).
Ia menuturkan, krisis air bersih ini memuncak saat memasuki bulan Juli ini. Hal tersebut ditandai dengan mengeringnya sumber air di sumur- sumur milik warga setempat. Akibatnya warga harus mengambil air dari sumber yang ada di desa tetangga.
Selain harus menempuh perjalanan jauh, jumlah air bersih yang didapat pun juga terbatas. Karena harus bergiliran mengambil air dengan warga setempat. Guna memenuhi kebutuhan air bersih, sejumlah warga harus mendatangkan mobil tangki air bersih dan membeli secara patungan. Namun, jika semua kebutuhan air bersih harus membeli, beban warga juga semakin bertambah.
Akhirnya, pihak pemerintah desa mengajukan pasokan air bersih kepada Pemkab Semarang. “Hari ini, merupakan dropping air bersih yang ketiga oleh BPBD Kabupaten Semarang,” ungkapnya.
Sementara itu, pada Jumat siang petugas BPBD Kabupaten Semarang kembali menyalurkan pasokan air bersih untuk warga Desa Kalikayen. Kali ini dipusatkan di lokasi tandon air program pamsimas desa setempat.
Warga yang membutuhkan air bersih harus mendatangi lokasi dengan membawa ember maupun jeriken guna mengantre mendapatkan air bersih. Selain itu beberapa warga yang lokasinya jauh dari tandon air instalasi pamsimas cukup menempatkan ember di depan rumah mereka.
Selanjutnya, petugas mobil tangki BPBD Kabupaten Semarang, yang berkeliling untuk mengisi ember-ember dan jeriken yang telah disiapkan dari rumah ke rumah ini. Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, di wilayah Desa Kalikayen sedikitnya ada empat RW yang mengalami krisis air bersih dan harus mengandalkan dropping air dari instansinya.
Dalam dua pekan terakhir, kata Heru, warga mulai menghemat air bersih dan hanya digunakan secukupnya. Karena mereka sudah tidak dapat memenfaatkan sumur-sumur maupun instalasi Pamsimas yang ada.
Oleh karena itu, dalam tiga hari ini kita melakukan dropping air bersih ke wilayah rukun warga yang terdampak musim kemarau paling parah. “Hari ini kita kerahkan tiga mobil tangki air bersih yang masing- masing berkapasitas 5 ribu liter,” tambahnya.
Heru juga menyampaikan, pasokan air bersih bagi warga Desa Kalikayen ini akan dilakukan hingga sepekan ke depan. Hal ini menyesuaikan dengan permohonan bantuan air bersih oleh kepala desa setempat. “Selain Desa kalikayen, kami juga menyiapkan pasokan air bersih ke wilayah kecamatan lain yang sudah menyampaikan permohonan bantuan melalui BPBD Kabupaten Semarang."