Senin 10 Jul 2017 20:53 WIB

Taufik: Jangan Menggunakan Kata Terlalu Vulgar ke Rohis

Ratusan siswa yang tergabung dalam Rohani Islam (Rohis) melakukan aksi cinta Rohis. ilustrasi
Foto: ANTARA
Ratusan siswa yang tergabung dalam Rohani Islam (Rohis) melakukan aksi cinta Rohis. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta agar Kementerian Agama (Kemenag) tidak membuat pernyataan yang terlalu vulgar, terkait dengan persoalan Rohis di sekolah. Kalaupun ada kekhawatiran adanya hal yang salah yang disampaikan Rohis, semestinya mengingatkannya tidak dilakukan dengan cara yang terlalu vulgar.

"Akan lebih baik kalau Kemenag bicara misalnya 'perlu adanya peningkatan pembinaan terhadap Rohis'. Ini kan bahasanya lebih enak, dan tidak memunculkan kesan yang negatif," kata Taufik kepada Republika.co.id, Senin (10/7).

Taufik mengatakan jika cara mengingatkannya menggunakan bahasa yang terlalu vulgar, misalnya menggunakan kata diawasi, maka kesannya justru akan membuat siswa takut menjadi Rohis. Atau siswa yang sudah menjadi Rohis juga akan menjadi takut.

"Kalau terlalu vulgar malahan akan menimbulkan tanda tanya dan bisa melukai hati para rohis," kata Taufik.

Dikatakannya, selama ini, rohis sekolah justru merupakan ruang bagi siswa untuk belajar mengimplementasikan nilai-nilai Islam. "Siswa belajar menjadi imam maupun kutbah," kata dia. Keberadaan rohis di sekolah justru membantu menanamkan nilai-nilai Islam kepada siswa.

Taufik melihat tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan berlebihan dari rohis di sekolah-sekolah. Karena selama ini mereka juga sudah mendapatan pembinaan dari kepala sekolah maupun para guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement