REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memilih membangun jaringan kereta api (KA) komuter daripada jembatan layang atau //fly over// untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Jaringan kereta api penglaju itu akan dibangun di dalam Kota Bandar Lampung.
“Pekan depan kami akan bahas dengan instansi terkait, agar segera terealisasi,” kata Gubernur Lampung M Ridho Ficardo seusai acara halalbihalal di Pemprov Lampung, Selasa (4/7).
Ia mengklaim rencana membuat sistem jaringan kereta api dalam kota sudah pernah dibicarakan dengan presiden dalam rapat terbatas. Ia berharap pemerintah kota dan pemerintah kabupaten menyiapkan rencana tata ruangnya agar rencana tersebut segera terealisasi.
Pemprov Lampung akan membangun sistem perekeretaapian yang menghubungkan Bandara Radin Inten II Branti menuju Stasiun Tanjungkarang (Bandar Lampung). Di Bandara Radin Inten II, Pemprov Lampung akan membangun sebuah stasiun.
Stasiun ini akan terhubung dengan bandara melalui sky bridge. Selanjutnya, rel kereta akan menghubungkan stasiun ini dengan Stasiun Tanjungkarang. Jarak bandara dan Stasiun Tanjungkarang sekitar 22 kilometer.
Ridho menerangkan penumpang dari Branti dan sekitarnya yang turun dari bandara dapat memanfaatkan kereta api untuk menuju Kota Bandar Lampung. Menurut Ridho, sistem perkeretaapian ini akan memudahkan akses kegiatan masyarakat dan mahasiswa.
Mahasiswa dapat menggunakan kereta api ke kampus tanpa menggunakan kendaraan. Selain itu, dia menerangkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ke depan, Ridho mengatakan jaringan perkeretaapian dalam kota atau komuter bakal menghubungkan berbagai wilayah dalam kota sehingga arus kendaraan yang padat di jalan dapat terurai.
“Jadi untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas tidak membuat flyover (jembatan layang) tapi mengefektifkan jaringan kereta api dalam kota atau komuter,” ujar Ridho.