Senin 03 Jul 2017 21:03 WIB

Burung Pipit Serbu Tanaman Padi di Abdya

Hamparan sawah (ilustrasi)
Foto: Republika/ Frederikus Bata
Hamparan sawah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BLANGPIDIE -- Ratusan hektare tanaman padi milik petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) diserbu hama burung pipit. Sehingga dikhawatirkan hasil produksi pada musim tanam (MT) gadu 2017 ini terancam menurun.

Samsuar, petani Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie di Blangpidie, Senin (3/7) mengatakan, serangan hama burung pipit ini juga bisa mengakibatkan gagal panen jika para petani tidak serius mengawasi tanaman padi yang kini sudah mulai menguning. "Hama burung pipit kali ini benar-benar membuat kami petani kewalahan. Kita usir di sini, mereka terbang ke sana. Dari sana di usir singgah di sini. Burungnya betul-bentul membandel," keluh dia.

Ia menyebutkan, dalam upaya mengusir gerombolan hama burung pipit tersebut, dia bersama petani lain sempat pontang-panting di tengah sawah meskipun sejumlah petani membuat aneka peralatan yang bisa menimbulkan bunyi-bunyian ataupun orang-orangan. "Kami sudah berupaya membuat orang-orangan dan bunyi-bunyian dengan disusun paralel menggunakan tali. Setiap saat tali tersebut kami tarik-tarik supaya orang-orangan berbunyi. Tapi burungnya tetap tidak mau pergi," katanya.

Bukan itu saja, kata dia, pernak pernik mainan sawah yang ditempatkan di semua sudut-sudut seakan-akan tidak dihiraukan oleh burung-burung tersebut. Faktanya, di usir dari satu blok tanaman padi, burung terbang ke blok tanaman padi lainnya dan begitu seterusnya.

Hal serupa juga diungkapkan Rahmat. Petani di wilayah yang sama itu mengungkapkan, serangan hama burung pipit saat ini sudah semakin menjadi-jadi hingga para petani sudah berinisiatif memasang jaring nilon atau sejenis paranet untuk mengurangi dampak serangan. Ia mengatakan, serangan hama burung pipit di Kabupaten Abdya menyebar di seluruh area persawahan Kemukiman Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Susoh, Kecamatan Jeumpa dan sejumlah wilayah lainnya yang mencapai ratusan hektare.

"Para petani sudah berencana memasang jaring nilon atau sejenis paranet untuk mengurangi dampak serangan hama burung pipit ini. Namun harganya cukup mahal dan juga memakan waktu lama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement