Sabtu 01 Jul 2017 09:02 WIB

'Menyerang Aparat Polisi Sedang Ibadah Perbuatan Biadab'

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Tempat kejadian perkara (TKP) penusukan dua anggota Brimob usai shalat Isya di masjid Lapangan Bhayangkara, Blok M, Jakarta, Jumat (30/6) malam.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Tempat kejadian perkara (TKP) penusukan dua anggota Brimob usai shalat Isya di masjid Lapangan Bhayangkara, Blok M, Jakarta, Jumat (30/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menyampaikan keprihatinan dan duka yang mendalam atas penikaman kepada dua anggota Brikob saat sedang shalat Isya di Masjid Faletehen, tak jauh dari Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Menurut Nasir, kejadian tersebut memperlihatkan aksi-aksi kejahatan terhadap aparat Polri belum juga berhenti, setelah sebelumnya penyerangan terhadap anggota polisi di Mapolda Sumatra Utara. Meski belum diketahui jelas, apakah pelaku bagian dari jaringan teroris tertentu atau lonewolf (seorang diri), namun ia menegaskan perbuatan tersebut adalah tindakan biadab.

"Apapun motifnya menyerang aparat polisi, apalagi sedang melakukan ibadah adalah perbuatan biadab," ujar Nasir dalam keterangannya kepada wartawan pada Jumat (30/6) malam.

Karenanya, ia mengimbau pimpinan Polri agar meningkatkan kewaspadaan dan mengedepankan fungsi intelijennya. Hal ini guna mendeteksi perbuatan orang orang yang mencurigakan dan hendak melakukan kejahatan.

Tak hanya itu, kejadian ini juga membuat pentingnya program deradikalisasi secara masif kepada kelompok-kelompok yang rentan disusupi jaringan terorisme. "Kejadian ini juga membuat program deradikalisasi harus dilakukan secara masif kepada kelompok-kelompok yang rentan disusupi jaringan terorisme," kata Anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut.

Sementara terkait tewasnya pelaku, Nasir memahami aparat harus melakukan itu karena kondisi saat itu dua anggotanya ditikam. "Sehingga menembak hingga tewas sulit dihindari. Tentu semua kita ingin pelakunya dilumpuhkan hidup-hidup sehingga akan terjawab motif dan siapa pelaku sebenarnya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement