Senin 26 Jun 2017 00:20 WIB

Jasa Jip Wisata Diimbau Utamakan Keselamatan

Sejumlah wisatawan menikmati perjalanan mereka dengan menggunakan mobil jip pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta.   (Antara/Saptono)
Sejumlah wisatawan menikmati perjalanan mereka dengan menggunakan mobil jip pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta. (Antara/Saptono)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pelaku jasa jip wisata di lereng Gunung Merapi maupun kawasan Taman Tebing Breksi Prambanan selama libur Lebaran 2017 untuk mengutamakan keselamatan wisatawan.

"Kami perkirakan jip wisata baik itu 'Lava Tour' di lereng Merapi Cangkringan maupun Kaliurang, Pakem, serta 'Shiva Pleteau' di kawasan perbukitan Tebing Breksi Prambanan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman baru-baru ini.

Dia menjelaskan jip wisata yang melayani para wisatawan harus dipastikan dalam kondisi laik jalan dan pendukung keamanan juga terpenuhi. "Pengemudi juga harus yang benar-benar kompeten karena medan di dua destinasi wisata tersebut cukup terjal. 'Driver' juga harus dilengkapi SIM," katanya.

Ia mengatakan sesuai standar keselamatan produsen mobil, jumlah maksimal penumpang dalam jip wisata empat orang, termasuk pengemudi. "Aturan ini harus dipatuhi, baik oleh pengelola maupun penumpang. Jangan hanya mengejar keuntungan saja, tetapi faktor keselamatan dan kenyamanan harus menjadi prioritas utama," katanya.

Sudarningsih mengatakan imbauan itu disampaikan karena diprediksi jip wisata masih menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan selama musim liburan Lebaran 2017.

"Yang di lereng Merapi sampai saat ini minat wisatawan menggunakan jasa jip wisata masih cukup tinggi, sedangkan di Taman Tebing Breksi jip wisata merupakan wahanan baru yang juga mampu menyedot minat wisatawan menyusuri perbukitan Prambanan," katanya.

Dalam menciptakan kenyamanan wisatawan, pihaknya juga mengimbau pengelola objek dan penyedia jasa pariwisata tidak menaikkan harga secara sepihak kepada pengunjung.

"Yang paling rawan terjadi kenaikan harga sepihak adalah parkir kendaraan bermotor, kami akan tempatkan petugas pengawas di lokasi-lokasi rawan. Pengelola wisata baik objek, hotel maupun restoran agar memberikan pelayanan optimal sehingga memberikan kesan positif terhadap Sleman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement