REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi memprediksi perampokan disertai penembakan seorang pria di Cengkareng pada Jumat (9/6) lalu merupakan aksi yang terstruktur. Pasalnya, ban mobil korban yang diketahui digembosi dilakukan dengan cara sobekan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, kemungkinan pengggembosan itu terjadi saat mobil terparkir di Bank terdekat, yakni Bank BCA. Diketahui di bank itu, korban mengambil uangnya yang berjumlah sekitar Rp 300 juta. Namun, menurut Argo, dari bukti itu menunjukkan adanya perencanaan dalam perampokan itu.
"Yang terpenting, otomatis pelaku ini sudah mengetahui atau menguntit korban. Karena ban yang pecah itu bannya seperti disobek," ungkap Argo saat dikonfirmasi, Ahad (11/6).
Namun, terkait penembakan yang terjadi, polisi enggan berspekulasi. Menurut Argo, belum bisa menyimpulkan penembakan itu suatu bentuk spontanitas atau memang sudah terencana. Untuk itu, hingga kini polisi pun masih melakukan pendalaman penyelidikan.
"Nanti kami cek kembali. Kira kira yang melihat siapa, nanti diperiksa, kumpulkan barang bukti dulu. Saksi-saksi dipanggil untuk dimintai keterangan," ujar dia.
Polisi juga belum bisa menyimpulkan jika perampok yang diduga berjumlah empat orang itu tergabung dalam sebuah jaringan atau kelompok. Sejauh ini, polisi masih berfokus pada bukti dan saksi yang ada di lapangan. "Kami belum bisa menyimpulkan, menyampaikan, kalau dugaan seperti ini. Polisi kan gak boleh menduga," lanjut Argo.
Seorang pria bernama Davidson Tantono menjadi korban perampokan bersenjata di SPBU 34-11712 Jalan Daan Mogot, KM 12, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (9/6) siang. Pria 30 tahun itu pun tewas ketika peluru senjata api si perampok menembus kepalanya. Diketahui sementara jumlah perampok yang terlibat hingga kini berjumlah empat orang.