REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Romo Benny Susetyo mengatakan Gereja Katolik sejak awal selalu mengimbau agar masyarakat bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. "Media sosial itu harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, untuk kemajuan pengetahuan, untuk nilai-nilai kemanusiaan lebih berkembang," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (7/6).
Ia menuturkan, media sosial dibuat bukan untuk menjelek-jelekkan orang lain, bukan juga untuk propaganda kepentingan politik. Apalagi, digunakan untuk menyebarkan kebencian dan memanipulasi kebenaran.
Karena itu, pada setiap Peringatan Hari Komunikasi se-Dunia Paus selalu mengimbau agar selalu bertanggung jawab dengan apa yang dipublikasikannya di media sosial. "Itu sudah lama setiap Hari Komunikasi se-Dunia Paus juga mengimbau penggunaan media sosial harus bertanggung jawab bahwa media sosial itu berkepentingan untuk kemanusiaan, bukan untuk ujaran kebencian dan juga bukan digunakan ke hal-hal yang negatif," ucapnya.
Dengan maraknya kasus di media sosial, Romo Benny meminta kepada pemerintah agar tegas. Menurut dia, pengguna media sosial yang menyebarkan ujaran kebencian harus diberhentikan lantaran dapat merusak Kebhinnakaan yang dibangun bersama selama ini.
Ia juga mengimbau agar pemerintah memberikan pendidikan literasi sejak dasar kepada generasi babgsa. Karena, menurut dia, pendidikan literasi akan dapat membuat generasi menjadi bijak dan selektif dalam beraktivitas dalam media sosial.
"Pendidikan literasi itu harus ditanamkan sejak dasar. Maka harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Bagaimana menggunakan media secara cerdas dan selektif dan media sosial dijadikan sebagai perjumpaan dengan manusia-manusia untuk memjukan nilai kemanusiaan itu," kata dia.