REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Indo Barometer melakukan survei peluang dan peta politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018. Indo Barometer menguji permasalahan dan dampak Pilkada DKI Jakarta terhadap peluang calon dan peta politik Pilkada Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan 17-23 Mei lalu, belum ada dampak dari Pilkada DKI Jakarta yang sempat memanas beberapa waktu lalu oleh isu-isu berbau SARA. Terutama dari tingkat pemilihan partai politik (parpol) oleh masyarakat Jawa Barat.
"Ternyata hasil Pilkada Jakarta belum berdampak banyak pada peta pilihan parpol di Jawa Barat," kata Qodari dalam pemaparannya di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (6/6).
Qodari menuturkan Pilkada DKI Jakarta belum memiliki dampak signifikan terhadap beralihnya jumlah pemilih suatu parpol. Seperti diketahui, Partai Gerindra dan PKS menjadi partai pemenang dalam Pilkada DKI Jakarta. Namun, ujarnya, belum ada penambahan tingkat keterpilihan dari masyarakat atas dua parpol tersebut.
"Dibandingkan pemilu lalu, urutannya belum berubah. PDIP masih paling atas dengan keterpilihan 11,4 persen. Yang menang Pilkada Jakarta justru nggak naik. Ini menunjukkan belum ada dampak dari Pilkada Jakarta hingga hari ini," ujarnya.
Menurutnya saat ini Jawa Barat belum menunjukkan dominasi pemilihan parpol. Terbukti dari hasil survei yang menunjukkan masyarakat belum menentukan parpol mana yang akan dipilih di Jawa Barat. Berdasarkan survei lebih dari setengah responden memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Yakni 58,8 persen.
"Yang merahasiakan partai politik yang akan dipilih masih mayoritas. Jabar hari ini ibarat tanah tak bertuan," ucapnya.
Senada dengan Qodari, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham juga meyakini Pilkada Jakarta tidak berdampak pada Pilgub di Jawa Barat. Termasuk potensi Partai Golkar bisa meraih kemenangan meskipun di Jakarta menjadi parpol pengusung Basuki Tjahaja Purnama yang kalah dari Anies Baswedan.
"Hasil survei terungkap bahwa sebenarnya Pilkada DKI Jakarta tidak secara signifikan terhadap Pilkada Jawa Barat. Dan Golkar juga melihat seperti itu," kata Idrus.
Ia menilai pemilih di Jawa Barat sangat rasional dan tidak terpengaruh pada isu yang berkembang saat Pilkada Jakarta lalu. Oleh karenanya ia pun optimis Golkar bisa meraih kemenangan di provinsi terbesar dan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini.
"Kami optimis itu tidak begitu berpengaruh," ucapnya.