Ahad 28 May 2017 13:45 WIB

Pedagang Keluhkan Minimnya Pasokan Bawang Putih

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pedagang pasar tradisional mengeluhkan minimnya pasokan bawang putih kualitas standar, atau bawang putih santung, yang harganya dipatok Rp 38 ribu per kilogram oleh pemerintah. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, stok yang dimiliki rata-rata pedagang pasar saat ini adalah bawang putih jenis kating yang dijual dengan harga Rp 55 ribu per kilogram.

"Konsumen maunya yang murah, tapi di pasar itu barangnya sedikit," tutur Ngadiran, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/5).

Ia menjelaskan, baik bawang putih santung atau bawang putih kating, keduanya sama-sama barang impor. Yang membedakan adalah kualitas dari bawang putih tersebut. Menurut Ngadiran, bawang putih kating memiliki aroma yang lebih kuat serta tekstur yang lebih padat bila dibanding bawang putih santung.

Ngadiran mengatakan, agar bisa menjual bawang putih murah, pedagang diminta membeli langsung dari Bulog yang memang memiliki stok bawang putih santung. Namun, baginya, hal itu bukan solusi yang efektif karena ongkos yang harus dikeluarkan pedagang tidak setimpal dengan banyaknya barang yang dibeli.

"Kalau pedagang hanya beli 3-4 karung, ongkosnya saja sudah besar. Lalu untungnya dari mana," ucap Ngadiran.

Karenanya, ia menilai, harusnya Bulog bekerjasama dengan PD. Pasar Jaya dan koperasi yang ada di setiap pasar tradisional untuk memasok komoditi tersebut. Ngadiran juga mengingatkan Bulog untuk tidak menjual langsung bahan pangan ke masyarakat karena hal itu sama dengan mematikan pedagang kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement