Ahad 28 May 2017 10:05 WIB

Kuota Siswa Miskin di Penerimaan Peserta Didik Bandung 20 Persen

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Pengumuman hasil ujian penerimaan siswa baru (PSB) di sebuah sekolah (ilustrasi).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pengumuman hasil ujian penerimaan siswa baru (PSB) di sebuah sekolah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung, tahun ini masih memberikan perhatian pada siswa miskin atau yang dikenal dengan istilah siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP). Menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil tahun ini kuota yang disediakan untuk siswa RPM masih 20 persen pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2017.

Ridwan Kamil mengatakan, angka kuota tersebut dipastikan tidak akan berubah masih sama dengan tahun sebelumnya. Karena, pemerintah harus menjadikan sistem PPDB yang terbaik.

"Warga tidak mampu di kota Bandung dijamin sekolahnya oleh Pemkot," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai menghadiri acara Sosialisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung di GSG Balaikota Bandung, akhir pekan lalu.

Menurut Emil, aa menitipkan kepada Disdik dan sekolah swasta, untuk mengkomunikasikan hal tersebut agar tidak terjadi salah pengertian. "Karena ada miscom (miss communication) nanti anak yang akan mendaftar tidak tahu apa apa, jadi kasihan (sekolah) negeri nggak dapet swasta juga nggak dapet," kata Emil.

Selain itu, kata Emil, ia pun telah meminta kepada Ombudsman agar masuk ke dalam sistem pengawasan PPDB ini dari awal agar, bisa memberikan masukan.

Khusus untuk tes prestasi, kata dia, akan ada tes khusus di depan juri. Sehingga, siswa bisa membuktikan prestasi sesuai yang dimiliki. "Dulu kan hanya memberikan sertifikatnya saja, sekarang kita lebih selektif dengan tes langsung," katanya. 

Emil pun berharap, ke depan tidak boleh ada sistem yang jebol. Sehingga, menimbulkan buruk sangka. Kemudian kepada para orang tua harus memahami rute rute pilihan sekolah.

Sementara menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana, sosialisasi dilakukan kepada para kepala sekolah, camat, dan lurah se-Kota Bandung. Hal ini dilakukan karena proses PPDB turut melibatkan apartur wilayah.

"PPDB ini memiliki irisan yang kuat antara tugas-tugas pemerintah di kewilayahan dengan tugas kami dan teman teman, para kepala sekolah lebih khususnya," katanya.

Sosialisasi ini, kata dia, diharapkan bisa dipahami oleh seluruh dinas terkait dan unsur kewilayahan. Karena PPDB ini begitu penting peranannya untuk calon murid dan orang tua agar mereka bisa masuk sekolah yang sesuai dengan keinginannya.

Di tempat yang sama, Sekda kota Bandung Yossi Irianto menyampaikan PPDB bukan hanya teknis di Disdik dan bukan sekadar tata administrasi bagaimana menerima anak-anak di sekolah. Namun, memiliki manfaat sosial budaya dan ekonomi.

"Tugas kami adalah agar anak-anak semua di Bandung ini bisa menikmati layanan pendidikan, tentu kami secara teknis menyiapkan sarana dan prasarananya," kata Yossi.

PPDB itu, kata dia, memberikan azas keadilan, dengan sistem yang canggih penyaringan murid untuk sekolah bisa berjalan lancar. "Oleh karena itu manfaatkan sosialisasi ini sebaik mungkin sehingga PPDB di Bandung berjalan lancar dan sukses," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement