REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi menilai, terorisme tumbuh dari kelompok masyarakat dan salah dalam memahami ajaran agama. Akibatnya, pemikiran yang salah dan dangkal tersebut melahirkan sikap radikal.
"Terorisme itu tumbuh dari kelompok masyarakat yang dangkal dan salah dalam memahami ajaran agama, sehingga dari pemahaman yang salah dan dangkal itu melahirkan sikap radikal," kata Zainut dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/5).
Zainut melanjutjan, pemikiran yang salah dan dangkal tersebut membuat mereka merasa kelompoknya yang paling benar. Artinya, mereka beranggapan hanya kelompoknya yang paling berhak menyandang predikat beriman.
"Hanya kelompoknya yang paling berhak menyandang predikat beriman sedangkan yang lain kafir (faham takfiri). Sehingga yang lain itu dianggap musuh dan boleh dibunuh," ucap Zainut.
Zainut menambahkan, jika mencermati kasus bom Kampung Melayu, pertama dilakukan menjelang umat Islam memasuki bulan yang sangat diagungkan yaitu bulan suci Ramadhan. Kedua, para korban dari bom tersebut adalah masyarakat yang sebagian besar beragama Islam.
"Hal ini menegaskan bahwa sesungguhnya terorisme itu memang tidak mengenal batas teritorial, bangsa, dan agama," ujarnya.